BANGKINANG (HR)-Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang dijalankan Pemerintah Kampar sangat potensial untuk menguatkan ketahanan pangan dan energi. Sehingga harus ditularkan ke berbagai daerah lainnya.
"Yang tak kalah penting, program tersebut harus dikawal, sehingga dinikmati oleh banyak masyarakat," kata Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Wilayah Riau, Nurul Huda, Selasa (1/9).Dikatakan Nurul, pihaknya "mengangkat jempol" atas upaya yang dilakukan Pemda Kampar dalam mendorong negara mempertahankan kebutuhan paling mendasar, yakni pangan dan energi.
"Ini harus diviruskan ke daerah-daerah lainnya agar swasembada pangan dan ketahanan energi dapat lebih cepat terwujudkan," katanya.Bupati Kampar Jefry Noer mengatakan, RTMPE merupakan program ter
barukan tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, namun yang terpenting adalah untuk menjadi warga miskin menjadi kaya raya.
Jefry menjelaskan, lewat RTMPE masyarakat diajarkan untuk mengelola lahan hanya seluas 1.000 meter per segi. Namun hasilnya jauh lebih besar dibandingkan lima hektare kebun sawit ataupun karet. Terlebih harga karet dan sawit saat ini anjlok.
Melalui program ini, masyarakat juga diajarkan bagaimana membuat limbah atau kotoran ternak menjadi lebih berharga dibandingkan dengan dagingnya."Untuk urinennya diolah menjadi biourine, dan kotorannya dijadikan pupuk cair dan padat. Hasil dari kotoran ini saja sudah mencapai belasan juta rupiah," katanya.
Jefry merincikan, di atas lahan tersebut rumah tangga mandiri dapat memelihara enam ekor sapi betina yang setiap bulannya menghasilkan 500 hingga 1.000 liter urine untuk kemudian diolah menjadi biourine."Jika di Bogor harga biourine mencapai Rp25 ribu per liter, namun di Kampar cukup seharga Rp15 ribu per liter. Jika dikalikan 1.000 liter, maka setiap bulannya keluarga mandiri berpenghasilan Rp15 juta," katanya.
Itu belum termasuk pupuk cair dan padat yang juga berasal dari limbah sapi. Sementara enam sapinya akan menjadi tabungan untuk naik haji.Karena, lanjut dia, enam ekor sapi tersebut setiap tahun akan menghasilkan enam ekor anak sapi yang dapat terus dipelihara hingga kemudian dijual.
Dalam waktu tiga tahun, katanya, enam sapi tersebut akan menghasilkan 18 ekor sapi. Enam lainnya digulirkan dalam program, sementara 12 ekor dapat menjadi tabungan untuk naik haji.
Selain hasil dari enam ekor sapi tersebut, kata dia, di atas lahan RTMPE juga dapat dipelihara ayam petelur, kolam lele, tanaman bawang merah, cabai dan lainnya.
Makanya, tambah Jefry, Dapat dikatakan Kampar dalam waktu dekat akan mencapai swasembada daging sapi, cabai, bawang dan telur serta ayam. Kemudian masyarakatnya akan kaya raya.(adv/humas)