JAKARTA (HR)-Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, menggeledah empat ruangan di Kantor Pertamina Foundation, Jalan Simprug, Jakarta Selatan, Selasa (1/9). Salah satu ruangan yang digeledah adalah ruangan direktur.
Bareskrim
Penggeledahan dilakukan guna mencari bukti dan petunjuk terkait dugaan penyalahgunaan dana corporate social responsibility (CSR) program menabung pohon, terutama dokumen relawan yang diduga fiktif.
"Ada empat lokasi yang digeledah, yaitu ruangan bendahara, ruangan direktur, ruang pendataan dan perencanaan," terang Direktur Tipid Eksus Brigjen Victor Edison Simanjuntak, di sela-sela penggeledahan, Selasa (1/9).
Menurut website Pertamafoundation.org, direktur eksekutif lembaga pengelola CSR Pertamina adalah Nina Nurlina Pramono. Nina Nurlina diketahui mengikuti seleksi calon pimpinan KPK, namun tidak lolos masuk dalam 8 besar.
"Kemungkinan ada relawan akan dikroscek nanti, surat perjanjian pembayaran apakah relawan memang ada atau tidak ada, itu perlu dicek. Pembayaran itu cash atau transfer. Kalau cash kita mau tahu siapa yang terima, kalau transfer kita mau tahu rekening yang menerima," tambah Victor.
Menurutnya, penyelidikan kasus ini sudah berlangsung sejak dua bulan lalu. Pihaknya juga telah memeriksa lima orang orang saksi untuk dimintai keterangan.
Dilaporkan Internal
Terkati penggeledahan itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menuturkan, asal mula penyelidikan dan penyidikan dugaan korupsi dana CSR di Pertamina Foundatio, karena ada ada laporan dari internal Pertamina Foundation sendiri.
"Memang ada laporan dari internal situ, sehingga dilakukan proses penyelidikan. Nah, sekarang sudah ditingkatkan menjadi penyidikan," terangnya.
Menurutnya, dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan, penyidik menemukan dugaan penyimpangan yang kemudian ditingkatkan ke penyidikan.
Dugaan penyimpangan dana CSR tersebut, beber Kapolri, digunakan untuk beberapa program. Tapi juga beberapa program yang masuk dalam daftar CSR, antara lain sekolah sepakbola dan juga penanaman satu juta pohon.
Terkait penggeledahan ruang kerja Direktur Eksekutif Nina Nurlina Pramono, Haiti mengatakan bila pihaknya tengah mencari dokumen yang terkait dengan kegiatan CSR Pertamina Foundation. "Perannya kan sebagai Direktur Eksekutif di situ," kata Haiti.
Didukung
Terkait penggeledahan itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menegaskan pihaknya mendukung langkah Polri tersebut. "Kalau (penggeledahan) itu sebagai proses hukum yang harus dilakukan, Pertamina mendukung," ujarnya.
Meski demikian, Dwi mengaku belum tahu menahu soal dugaan korupsi dana CSR tersebut. "Saya tidak mendengar. Karena itu kewenangannya pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan. Jadi kita welcome saja," ujarnya.
Namun Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina telah melakukan audit terhadap kegiatan dana CSR program penanaman 100 juta pohon.
"Sudah tidak berjalan. Sampai tahun 2014, kita sudah menanam sejumlah pohon, itu nanti jumlahnya seperti apa, itu yang akan kita sampaikan dalam pemeriksaan apabila diperlukan oleh aparat penegak hukum," ujarnya.
Wianda menyebut program yang dilakukan sejak tahun 2011 tersebut tidak berjangka waktu sampai kapan. Namun nyatanya pada tahun 2014, program tak lagi berjalan. Wianda menyebut program tersebut dihentikan pada tahun 2014 lantaran Pertamina melakukan sejumlah evaluasi. Selain itu, Wianda mengatakan pihak Pertamina telah melakukan audit internal untuk pengawasan dalam program tersebut.
Wianda enggan membeberkan jumlah dana yang dikucurkan untuk program tersebut. Dia berkilah hal tersebut sudah termasuk substansi penyidikan. (bbs, kom, dtc, ral, sis)