TEMBILAHAN (HR)-Rusdawati (38) warga Desa Petalongan, Kecamatan Keritang, menangis histeris setelah menjadi korban kekerasan yang diduga suruhan kepala desa setempat. Usahanya mendapatkan perlindungan ditolak kepolisian, Minggu (23/8). Ia mengatakan, kemana lagi minta pertolongan.
Rusdawati ditemani suaminya melapor ke Sentra Pelaporan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Indragiri Hilir. Alasannya, melapor ke Polres karena saat di Sub Sektor Petalongan laporannya dibuat tak sesuai kenyataan yang menimpa dirinya saat diserang orang yang diduga suruhan Kades Petalongan.
"Saya melapor tapi tidak diterima, malah disuruh lagi ke Sub Sektor (Petalongan)," ujar Rusdawati sambil menangis, dan berlari menuju ke lapangan parkir. Sebelumnya, ia telah mendatangi kantor PWI Inhil di Jalan Telaga Biru, menerangkan kejadian yang menimpa atas pengrusakan rumahnya pada, Kamis (20/8), saat suaminya tak berada di rumah. Ia mengatakan, tiba-tiba datang 20 orang merusak peralatan rumah tangga, seperti meja, piring dan gelas yang hancur dibanting pelaku. Saat itu, para pelaku mengatakan kedatangan mereka terkait masalah lahan. "Anak saya mengalami luka di bagian muka dan kaki terkena pecahan kaca saat.
Saat ini anak saya trauma dan takut berjumpa orang," ucapnya.
Sementara itu, terkait tidak diterimanya laporan korban, Kepala SPKT Polres Inhil Simarmata, membenarkan adanya laporan tersebut dan pihaknya meminta pelapor kembali melaporkan kasus tersebut ke Sub Sektor Desa Petalongan. "Kalau ada yang tidak sesuai laporan silahkan diubah kembali lagi ke Sub Sektor, karena satu permasalahan itu tidak bisa dua kali lapor," jawabnya. (mg3)