JAKARTA (HR) - Marsekal Madya (Marsdya) Agus, resmi menjabat sebagai kepala staf Angkatan Udara. Itu setelah prosesi serah terima jabatan dari Marsekal Ida Bagus Putu Dunia kepada Marsdya Agus Supriatna dilangsungkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (15/1).
Hadir di acara itu adalah Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Polri Jenderal Sutarman, KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo, KSAL Laksamana Madya Ade Supandi, dan jajaran pejabat TNI AU maupun atasa pertahanan negara sahabat. Acara itu semakin menarik lantaran dimeriahkan atraksi fly pass pesawat tempur milik TNI AU, seperti F-16 Fighting Falcon, T-50i Golden Eagle, pesawat angkut C-130 Hercules, pesawat CN-235, dan helikopter EC120 Colibri.
Untuk fly pass, empat pesawat tempur F-16 dan enam pesawat T-50i bergabung dalam satu formasi dengan call sign foxtrot flight. Selama tiga menit mereka melakukan dua manuver, yaitu delta formation dan arrowhead formation dan aksi terakhir ditutup dengan atraksi boomburst.
Kegiatan sertijab KSAU juga dimeriahkan atraksi terjun payung para prajurit Korpaskhas yang diterjunkan dari pesawat C-130 Hercules. Bertindak sebagai Komandan Upacara (Dan Up) adalah Kolonel Pnb Joko Hadi yang sehari-hari berdinas di Koopsau I, Jakarta.
Pesawat tempur T-50i Golden Eagle tergolong baru masuk jajaran TNI AU, yaitu sejak pertengahan Februari 2014. Sebanyak 16 pesawat (satu skuadron) pesawat yang dibeli pemerintah Indonesia dari Korea Selatan datang dalam beberapa tahap pengiriman sejak tahun 2013.
Sementara, Presiden Joko Widodo telah menginsyaratkan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Menurut Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, kekuatan udara menjadi unsur penting untuk menunjang realisasi rencana tersebut. "Kita tidak mungkin unggul di laut kalau tidak punya keunggulan udara. Itulah kunci, rumus," kata Moeldoko usai menghadiri sertijab KSAU di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, kemarin.
Moeldoko mengatakan, kekuatan udara mutlak tidak boleh ditinggalkan. Justru harus dibangun dengan baik karena akan sangat menunjang kekuatan maritim Indonesia. "Sejalan dengan rencana pemerintah membangun poros maritim dunia di antaranya aspek keamanan laut, maka kekuatan udara kita tidak boleh ditinggalkan. Justru harus dibangun dengan baik karena keunggulan udara akan menjamin keamanan kelautan," jelasnya.
Menurur KSAU yang baru, Marsekal Madya Agus Supriatna, tidak sulit menjelaskan apa yang akan dilakukannya untuk kemajuan TNI AU. Ia hanya akan menjalankan 7 kebijakan panglima TNI. "Kalau saya tidak sulit. Mudah sekali, yaitu 7 kebijakan panglima TNI. Tinggal saya implementasikan saja," jelasnya di kesempatan yang sama.(rep/dth/ivi)