TELUK KUANTAN (HR)- Akibat kondisi ekonomi carut-marut saat ini dan tidak mampunya pemerintah pusat memperbaiki ekonomi masyarakat dikalangan bawah membuat masyarakat terutama petani mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ini dapat dilihat saat acara pacu jalur hari pertama yang digelar, Kamis (20/8). Dimana masyarakat yang langsung menyaksikan pacu jalur di tepian Narosa Teluk Kuantan cukup jauh berkurang.
Masyarakat menilai salah satu penyebabnya adalah tidak kunjung naiknya harga komoditi karet di Kabupaten Kuansing yang merupakan komoditi unggulan ditengah masyarakat, sehingga berdampak terhadap penghasilan yang diperoleh petani yang jauh berkurang. Bahkan sudah hampir dua tahun ini harga komoditi karet anjlok berada dilevel terbawah dengan hanya di jual Rp 5-6 ribu perkilo. "Kalau harga karet diatas Rp10 ribu perkilo saja, pacu jalur tahun ini mungkin masyarakat berbondong-bondong untuk datang, kota Teluk Kuantan ini mungkin akan dipadati umat manusia,"kata Ikar salah satu pengunjung yang menyaksikan pacu jalur Kamis lalu.
Kalau sekarang kita berjalan disepanjang tepian Narosa masih bisa lancar, kalau dulu harga karet tinggi, untuk jalan kaki dari star ke finis saja bukan main sulitnya dan berdesak-desakan. Ini menandakan memang masyarakat kita akan bisa hidup tenang apabila harga komoditi karet mencapai level terbaik atau diatas Rp 10 ribu.
Ditambah pelaksanaan pacu jalur tahun ini digelar usai lebaran dan tahun ajaran baru masuk sekolah, tentunya sudah banyak para orang tua mengeluarkan biaya baik pada lebaran lalu maupun untuk biaya anak masuk sekolah.
Menurutnya, dua tahun terakhir memang masyarakat di Kabupaten Kuansing sangat merasakan dampak kesulitan ekonomi karena kebijakan yang dilakukan pusat selalu berubah-ubah. Sementara yang seharusnya dilakukan pemerintah pusat memperhatikan nasib petani terutama dengan memperhatikan harga komoditi seperti karet dan sawit. "Kalau sekarang dua-duanya sudah turun mau gimana lagi, tentu rakyat makin sulit,"katanya. (rob)