RENGAT (HR)–Sesuai janji, DPRD Inhu melalui Komisi III dan Komisi IV memanggil manajemen PT PLN Area Rengat, Rabu (14/1) untuk dilakukan dengar pendapat.
Pemanggilan ini terkait adanya pengaduan 15 kepala desa se-Kecamatan Lirik yang mengeluhkan seringnya pemadaman listrik di wilayah mereka serta kondisi listrik di Inhu.
“Baru saja kita selesai hearing dengan manajemen PLN Area Rengat, dalam hearing tersebut ada beberapa item janji PLN untuk mengatasi krisis energi listrik di Inhu, terutama diwilayah Kecamatan Lirik,” kata Ketua Komisi III DPRD Inhu, Raja Irwantoni kepada Haluan Riau seusai hearing, Rabu (14/1).
Dijelaskan, ketika hearing, manajer PLN Area Rengat, Armunanto mengakui bahwa beberapa hari lalu terjadi pemadaman listrik di wilayah Rayon Air Molek dengan durasi satu hari padam dan satu hari menyala atau 1:1. Kondisi itu disebabkan adanya gangguan oil pump pada satu unit mesin PLTMG, sehingga total mesin yang mengalami gangguan di PLTMG menjadi dua unit.
“Seharusnya suplai PLTMG 20 MW dengan 7 unit mesin, akan tetapi dengan adanya gangguan tersebut daya mampu PLTMG berkurang menjadi 14 MW, sehingga defisit menjadi bertambah yang seharusnya 12,5 MW menjadi 15,5 MW,” terangnya.
Namun sejak Kamis (8/1) kemaren, pihak PLTMG sudah mampu mengoperasikan 1 unit mesin yang mengalami gangguan oil pump tersebut sehingga durasi pemadaman sudah menjadi 2:1, atau dua hari menyala dan satu hari padam.
“Sedangkan satu unit mesin lagi di PLTMG tersebut saat ini dalam masa pemeliharaan rutin (overhoul) karena sudah melebihi jam kerjanya. Pemeliharaan wajib dilakukan agar mesin tidak rusak,” jelasnya.
Terkait tambahan mesin 5 MW yang saat ini tengah dilakukan PLN, Armunanto mengungkapkan bahwa mesin tersebut masih dalam proses pengiriman dari Singapura. Diperkirakan tambahan mesin sewa 5 MW sudah bisa dioperasikan pada pekan kedua Februari 2015 mendatang. Karena mesin sewa ini didatangkan dari luar negeri, sehingga butuh waktu.
Ditambahkan, PLN Area Rengat juga sudah berkoordinasi dengan PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau untuk kembali menambah mesin dengan kapasitas 5 MW sampai 7 MW. Tambahan mesin sewa ini diharapkan mampu mengatasi krisis energi listrik di Inhu.
Kalau hanya dengan tambahan 5 MW saja belum mampu menutupi defisit daya yang terjadi saat ini. Sebab defisit daya yang dialami PLN Area Rengat saat mencapai 12 MW dan jika 1 unit mesin di PLTMG kembali beroperasi defisit menjadi 9 MW.
“Itulah janji-janji PLN ketika hearing, jadi diharapkan pada masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi krisis energi listrik yang tengah kita alami ini,” ujarnya.
Hearing tersebut dihadiri Ketua Komisi III DPRD Inhu, Wakil Ketua Komisi III, Adila Ansori, sejumlah anggota Komisi III diantaranya, Heri Sukandi, Hayati, Supadhil Anwar, Suryan, Nursyam dan sejumlah anggota Komisi IV DPRD Inhu.
Sedangkan dari PLN, dihadiri langsung Manajer PLN Area Rengat, Armunanto didampingi seluruh Asisten Manajer (Asmen) PLN Area Rengat serta perwakilan 15 Kepala Desa di Kecamatan Lirik. ***