Padang, (HR)-Kekeringan di Pulau Jawa berdampak terhadap berkurangnya pasokan cabai rawit ke Sumatera Barat sehingga stok pedagang semakin menipis dan harga melonjak drastis.
"Pantauan kita di sejumlah pasar di Kota Padang, harga cabai rawit hari ini memang meningkat dari hari sebelumnya. Kemarin harga masih berkisar antara Rp40 ribu hingga Rp46 ribu/kilogram. Hari ini sudah menjadi Rp60 ribu/kilogram," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumbar Zaimar di Padang, Rabu (19/8).
Menurutnya, pasokan cabai rawit di Sumbar sebagian besar berasal dari Jawa Tengah. "Sebenarnya cabai rawit lokal kita ada, seperti di Kabupaten Agam dan Solok. Tetapi karena saat ini belum masa panen, dan pasokan dari Jawa juga tidak maksimal, maka terjadi kelangkaan," ujarnya.
Dia mengatakan, kebutuhan atau minat masyarakat Sumbar terhadap cabai rawit tidak terlalu tinggi dibandingkan cabai keriting sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap perekonomian.
Meski demikian dia berharap harga Rp60.000/kilogram tersebut tidak naik lagi.
Salah seorang warga yang membeli cabai rawit di Pasar Lubuk Buaya Padang, Indri (37), mengaku terkejut dengan kenaikan harga cabai rawit tersebut.
"Kemarin masih Rp40 ribuan sekarang sudah Rp60 ribuan/kilogram. Ini sangat memberatkan," katanya.
Indri yang biasa berjualan gorengan berharap harga komoditas itu segera turun kembali.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat Puji Atmoko mengingatkan pengaruh kekeringan di Jawa terhadap perekonomian di Sumbar.
"Sebagian komoditas yang dikonsumsi warga Sumbar seperti cabai berasal dari Jawa, karena itu harus diwaspadai dampak kekeringan di sana," kata dia.(ant/rio)