JAKARTA (HR)-Setelah sempat mengundang perhatian banyak kalangan, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, mengaku permasalahannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah usai. Hal itu dilontarkannya usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (19/8) sore.
"Yah gitu aja ribet," kata Rizal sambil berjalan menuju mobilnya di kompleks Istana Kepresidenan.
Menurut Rizal, ia memang dipanggil Presiden Jokowi pada Rabu sore kemarin. Dikatakan, dalam pertemuannya dengan presiden,
Rizal ia berbicara panjang lebar soal crude palm oil (CPO) alis minyak kelapa sawit. Menurutnya, Presiden Jokowi ingin Indonesia bisa tampail sebagai pemain utama dalam industri minyak sawit dan hasilnya. Hal itu mengingat Indonesia saat ini adalah salah satu negara penghasil CPO terbesar di dunia.
Saat ditanyakan apakah pertemuannya dengan Jokowi juga membahas perseteruan Rizal dengan Wapres Jusuf Kalla, Rizal awalnya enggan membahas persoalan itu dan memilih berjalan menuju mobil dinasnya.
Namun sejumlah pimpinan redaksi media massa yang kebetulan juga hadir untuk bertemu dengan Jokowi, ikut bertanya mengenai hal itu. Rizal kemudian berbalik dan memilih berbincang dengan mereka.
"Saya bawa angin dari luar yang kencang ke dalam agar bawa perubahan. Ini theory of change," ujarnya.
Rizal menceritakan, dirinya tidak punya masalah dengan JK. Setelah mengikuti rapat kabinet sore tadi, dirinya pun sudah bersalaman dengan Wapres JK di depan Jokowi. "Saya kan salam presiden, habis sidang kabinet. Habis itu salam JK. Hei Pak JK apa kabar? Bagus. Jadi harus dilihat ini bagian dari transformasi. Pakai jurus rajawali ngepret," tandasnya.
Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla ketika usai sidang kabinet, mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu, semua menteri marah kepada Rizal Ramli. "Saya tadi sampaikan bahwa sebagai menteri tidak boleh begitu. Di sidang kabinet semua orang marah sama dia tadi," ujar Wapres JK.
Pada sidang tersebut, JK menyampaikan langsung soal sikap Rizal Ramli yang telah menyebabkan kegaduhan dalam internal kabinet. "Kenapa tidak. Saya kan wakil presiden," kata JK.
Pernyataan JK yang disampaikan langsung kepada Rizal dalam sidang terbatas bertujuan agar Rizal kembali berdisiplin dalam kerja. "Menteri harus punya etika," tegas JK.
"Apakah Rizal meresponsnya dengan positif?" tanya wartawan. "Ya, mau apa. Emang dia mau apa," jawab JK.
Menurut JK, Jokowi pun telah setuju atas tindakan teguran yang diberikan kepada Rizal Ramli.
"Ya otomatis Pak Jokowi setuju dong," tambahnya. Di tempat terpisah, politikus senior PDIP, Tubagus Hasanuddin menilai sikap Rizal yang memperlihatkan silang pendapat dengan Wapres Jusuf Kalla di depan publik, adalah sesuatu yang tidak pantas.
"Siapapun menterinya, dia ditunjuk atas dasar hak prerogatif presiden. Kabinet dipimpin presiden sehingga tidak pantas berdebat di ruang publik," ujarnya.
Rizal Ramli sebelumnya mengajak JK adu argumen terbuka soal rencana pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Namun Hasanuddin menilai, perdebatan itu seharusnya berlangsung di ruang rapat saja.
Rizal juga sebelumnya sempat mengkritik rencana Garuda Indonesia membeli pesawat Airbus. Tubagus Hasanuddin mengingatkan agar sesama menteri saling melengkapi dalam mengambil keputusan soal suatu kebijakan.
"Siapapun dia apakah jenderal, professor, pengamat, kalau sudah jadi anggota kabinet, bekerja dengan rukun, saling melengkapi sehingga menghasilkan kebijakan untuk rakyat di ruang rapat. Kalau di ruang publik, tidak akan selesai-selesai. Jadi tidak bagus," tambahnya. (bbs, kom, dtc, ral, sis)