BAGANSIAPIAPI (HR)-Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia Kabupaten Rohil diambang gulung tikar. Hal itu dinyatakan Dewan Pertimbangan Gapensi Rohil, Rasmali, Selasa (18/8) di Bagansiapiapi. Pasalnya, dari tahun ke tahun ribuan anggota Gepansi Rohil tidak mendapatkan pekerjaan.
Dikatakannya, sejak tahun 2001 hingga sekarang drastis mengalami penurunan hingga hanya 68 perusahaan saja. Itupun bertahan karena perusaan tersebut digunakan oleh pemakai lain guna mandapatkan fee.
Rasmali menilai Pokja ULP Rohil sangat tidak netral dengan tidak memperhatikan perusahaan yang berdiri di daerah setempat. "Kami merasa kecewa dengan Pokja dari tahun ke tahun. Kami pemilik perusahaan daerah yang pasti memberikan retribusi daerah tidak pernah menang, sementara mereka pemilik perusahaan luar sering menang," kata Rasmali, kecewa.
Disebutkan Rasmali, Pokja daerah mempunyai wewenang sebagai pemilih pemenang, dengan latar belang demikian, sebagai pengeksekusi pihaknya sebagai kontraktor tidak tahu bagimana cara kerja Pokja. Namun yang jelas, sejak diketahui sering kali pemenangnya adalah perusahaan luar yang tidak memberikan retribusi daerah.
"Sebagai Organisasi Pengusaha Kontraktor, kami punya tanggung jawab terhadap anggota untuk memberikan retribusi kepada daerah. Tapi bagaiaman mau memberikan retribusi perusahaan kami tidak pernah dapat Proyek," ujar Rasmali.
Dengan demikian, perusahaan tak dapat pekerjaan, sehingga perusaaan daerah banyak mati, ribuan perusahaan yang tergabung di dalam organisasi Gapensi saat ini yang bertahan hanlah sejulah puluhan perusaan dan itu pun merut rsamali yang perusahaanya sering digunakan para pejabat dengan embel-embel fee.
"Indikasi kita, yang bertahan ini hanya kalau kita lihat yang dipakai oleh orang tertentu, untuk menerima fee, yang dipakai pejabat, tapi untuk pembuktian sulit," pungkas Rasmali.(zmi)