Bangkinang (HR)-Perahu besar itu bernama Kampar, sebuah wilayah yang dihuni sekitar 800 ribu jiwa. Nakhodanya ialah Jefry Noer, yang terpilih memimpin salah satu kabupaten di Riau itu mulai 2011 lalu.
“Perahu besar Kampar berbendera Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) berpenumpang keluarga mandiri. Mereka akan diantarkan ke muara madani yang sejahtera,” papar Jefry Noer.
Banyak pedayung dibutuhkan untuk menghela kapal. Mereka ialah bupati dan para pejabat hingga kepala desa, yang tanggung, bekerja keras, dan jumlahnya mencapai 1.200-an orang.
“Kalau beberapa di antara mereka tidak bisa bekerja sama dan tidak mendayung untuk membebaskan Kampar dari kemiskinan, pengang- guran, dan rumah kumuh, mereka harus turun, meninggalkan kapal,” jelas Bupati, kemarin.
RTMPE bukan sekadar program pengelolaan lahan 1.000 meter persegi yang di dalamnya terdapat tanaman bawang, cabai, dan berdirinya kandang ayam serta ternak sapi dan lele. “RTMPE adalah program utama. Cara Pemerintah Kampar menjadikan orang miskin menjadi kaya raya dan Insya Allah akan masuk surga,” ungkapnya.
Lewat Program RTMPE masyarakat diajarkan untuk menjalankan kemandirian ekonomi hingga sosial. Melalui RTMPE, masyarakat hanya cukup mengolah lahan 1.000 meter persegi, namun hasilnya melebih hasil dari lima hektare kebun karet dan sawit.
Dari mana hasil itu didapatkan untuk membangun Program RTMPE dibutuhkan dana awal sebesar Rp120 juta. Sekitar Rp60 juta di antaranya digunakan untuk membeli enam sapi.
Dalam pekarangan RTMPE juga akan ada upaya pengelolaan urine sapi menjadi biourine yang biaya instalas- inya mencapai Rp15 juta. Begitu juga dengan pengelolaan kotoran sapi menjadi biogas, dibutuhkan dana Rp15 juta untuk perlengkapannya.
Selanjutnya di atas lahan yang sama, juga akan dipelihara sebanyak 100 ayam alpu atau ayam petelur yang dikawinkan dengan 10 pejantan jenis bangkok. Pengadaan ayam alpu butuh dana Rp7,5 juta dan Rp1,5 juta untuk ayam bangkok.
Untuk membangun kandang ayam Rp5 juta, kolam lele Rp5 juta, dan bibit lele, bawang serta cabai, butuh dana Rp11 juta.
“Jangan khawatir, modal sebesar itu akan kembali dalam jangka singkat, hanya setahun. Hasil dari program ini mencapai Rp15 juta-Rp25 juta per bulan,” papar Jefry.(rls/hir)