JAKARTA (HR)-Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik pidato Presiden Joko Widodo dalam sidang tahunan MPR/DPR/DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8). Fadli menilai pidato yang disampaikan Jokowi tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi di Indonesia saat ini.
"Pidatonya masih sebatas retorika," kata Fadli Zon seusai sidang.
Fadli mengatakan, dalam dua pidatonya mengenai kinerja lembaga-lembaga negara dan mengenai hari kemerdekaan RI, Jokowi banyak bicara soal persatuan. Namun, pada kenyataannya, kata dia, Jokowi sudah gagal menjaga persatuan.
Fadli mengaitkan hal ini dengan kisruh dualisme kepengurusan Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan. (Baca: Jokowi Minta Lembaga Negara Jaga Soliditas)
"Kalau mau persatuan diselesaikan dong, jangan dipecah belah. Jangan yang diomongkan dan dilaksanakan berbeda," kata politisi Partai Gerindra itu.
Fadli melihat, selama ini tak ada upaya dari Jokowi untuk mempersatukan Partai Golkar dan PPP. Dia justru melihat awal mula perpecahan kedua parpol ini disebabkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly yang mengakui salah satu dari dua kubu kepengurusan. (Baca: Jokowi Sadar Kebijakan yang Diambilnya Seakan Tak Berpihak ke Rakyat) "Jokowi berkali-kali menekankan persatuan, tapi praktiknya tak tercermin," ucapnya.
Fadli juga mengkritik pidato Jokowi yang seolah-olah masih menunjukkan optimisme mengenai kondisi ekonomi di Indonesia. Fadli menilai Jokowi tak berbicara jujur. Menurut dia, kondisi ekonomi saat ini sudah masuk ke dalam tahap awal krisis. (Baca: Jokowi Ingatkan Media agar Tidak Hanya Mengejar "Rating")
"Kok bisa-bisanya masih menganggap enteng. Masih optimistis pertumbuhan 7 persen. Kita disajikan impian kosong. Padahal, lebih baik Jokowi berkata-kata pahit, tapi itu menolong rakyat," ucapnya.(kom/rio)