PEKANBARU (HR)-Badan Usaha dan Logistik mencatatkan angka piutang beras raskin mencapai Rp11 miliar di Riau dan Kepulauan Riau. Hal itu terjadi dari bulan Januari hingga pertengahan Agustus 2015 ini.
Kepala Divisi Regional Bulog Riau-Kepri, Faruq Octobri Qamary mengatakan, tunggakan itu terjadi karena kendala pada proses kolektif pembayaran raskin di perangkat desa, “Pihak kita telah menyampaikan kepada Bupati/ Wali Kota di seluruh Riau-Kepri untuk segera melunasi pembayaran piutang tersebut,” katanya, Selasa (11/8).
Besarnya piutang ini, kata Faruq, berpengaruh dengan menurunnya penyaluran. Bulog Riau-Kepri memproyeksikan penyaluran 4385 ton beras raskin perbulan untuk 292.388 rumah tangga sasaran (RTS). “Untuk proyeksi dari Januari hingga Agustus sebanyak 35.086, namun baru terealisasi 32,209 ton, karena terkendala beberapa hal, termasuk masalah piutang,” katanya.
Tunggakan Rincian tunggakan terbesar berada di Dumai yang juga membawahi penyaluran di Bengkalis (daratan), Rokan Hilir dan Dumai yang mencapai Rp2,6 miliar. Di Bengkalis (kepulauan), Siak dan Kepuluan Meranti tunggakan mencapai Rp1,7 miliar. Di Pekanbaru dan Pelalawan tunggakan mencapai Rp944 juta, di Indragiri Hilir mencapai Rp374 juta. Indragiri Hulu dan Kuansing mencapai Rp1,2 miliar, di Kampar dan Rokan Hulu mencapai Rp1,7 miliar.
Di Kepri, tunggakan paling tinggi berada di Batam dan Karimun yang mencapai Rp1,4 miliar. Kemudian di Tanjung Pinang, Bintan, Lingga dan Anambas mencapai Rp1,3 miliar. Faruq menenegaskan stok beras raskin untuk Kuartal III/2015 ini aman, Ia mengatakan dampak kekeringan di beberapa daerah produsen padi tidak berpengaruh dengan stok beras.
“Kekeringan itu bencana tahunan. Kita telah mengetahuinya jauh-jauh hari. Kita sudah bisa mengantisipasinya dengan mencari daerah produsen padi dari daerah yang tidak mengalami kekeringan,” tutupnya.(her)