Kondisi ini katanya, sangat mempengaruhi penjualan, Minggu (9/8) tersebut. Karena pembeli juga mengeluhkan tingginya harga cabai asal Bukittingi, Sumatera Barat yang banyak peminatnya di Kota Bertuah.
"Iya kak, harga cabai Rp56 ribu per kilonya. Kami pun macam manalah dengan penjual, karena modal saja sudah tinggi dan ini akibat cuaca yang buruk," sebut Inang di Pasar Kodim yang sudah 5 tahun lebih berjualan di Pasar Kodim, Pekanbaru ini.
Selain harga cabai Sumbar yang naik, harga bawang pun ikutan naik. Minggu (9/8), harga bawang merah per kilo Rp26.000. Padahal sebelumnya harganya jauh lebih murah. Harga telor pun ikutan naik dari sebelumnya Rp36.000-Rp38.000 per papan. Minggu (9/8), harganya melambung menjadi Rp40.000 per papan.
"Harga telor sekarang lagi naik kak, Rp40.000 per papan ukuran besarnya," jelas Marni yang biasa berjualan telor ayam dan telor puyuh di Pasar Kodim.
Selain harga cabai dan telor, harga kentang pun ikutan naik Rp8.00 per kilo. Sedangkan harga beras pandan wangi, biasanya Rp12.500 per kilo, kini naik menjadi Rp13.000 per kilo. Harga beras kuriak kusuik Rp13.000 per kilo, beras mundam Rp13.000 per kilo dan harga beras lainnya naik Rp500 masing-maisng dari harga sebelumnya.
Seorang pembeli di Pasar Kodim Eti saat ditemui mengeluhkan semua harga yang melambung tinggi ini. Apalagi kondisi ini terjadi di saat anak-anak baru saja masuk sekolah dan pasca Idul Fitri. Dia berharap, ada tindakan konkret dari Pemerintah Pekanbaru dengan melakukan pasar murah di beberapa titik sehingga mampu membantu warga.
"Kondisi ini sangat menyulitkan saya sebagai warga kecil. Harapan saya sebagai warga Pekanbaru, tentunya ada tindakanlah yang bisa membantu kita para ibu rumah tangga melalui pasar murah ditingkatkan kelurahan dan kecamatan sehingga bisa membantu kehidupan kita untuk makan sehari-hari," saran ibu tiga anak ini.
Senada, Lenny ibu rumah tangga yang sedang berbelanja sore itu pun terlihat terkejut mendengar harga-harga yang melambung tinggi. Namun bagaimana pun juga, sebutnya, dia tetap harus berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari, meski harga mahal.
"Karena setiap hari anak-anak saya harus makan, ya tetap belanja setiap hari. Mungkin jenis dan porsinya saja yang dikurangi, sehingga uang belanja tetap cukup untuk makan kami berempat selama sebulan," tuturnya.
Pasar Murah
Terpisah, pengamat ekonomi Riau Profesor Detri Karya saat dimintai tanggapannya menyarankan, agar Pemerintah Kota Pekanbaru segera mengambil tindakan nyata untuk membantu perekonomian warga di Pekanbaru dengan melakukan pasar murah. Sehingga mampu membantu rumah tangga warga Pekanbaru sehari-hari."Setidaknya bisa meringankanlah untuk beberapa saat dengan dilakukannya pasar murah di beberapa titik di Pekanbaru," sarannya.
Hal ini penting dilakukan sehingga warga yang kurang mampu masih bisa terus makan dan melanjutkan hidupnya. Jika tidak, ditakutkan akan ditemukan warga yang mengalami busung lapar dan tidak makan, akibat harga-harga yang semakin tinggi ini.***