Puluhan karyawan yang harusnya ke lapangan ini bertahan hingga siang di depan kantor tersebut. "Sebelum hak kami dipenuhi, kami akan terus mogok kerja," ujar seorang karyawan.
Selain pembayaran rapelan dan THR tersebut, puluhan karyawan juga mengaku mendapat intimidasi oleh owner PT SAS yang bergerak di bidang RIC PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) tersebut.
"Sering kami diintimidasi oleh owner perusahaan ini. Setiap kami menagih hak kami, selalu ancaman yang keluar dari mulutnya. Sedikit-sedikit kami akan dilaporkan ke polisi," ujarnya lagi.
Meski telah difasilitasi oleh perwakilan Dinas Tenaga kerja (Disnaker) Kabupaten Bengkalis dan Kapolsek Mandau, namun aksi mogok tetap berjalan tanpa dapat dikendalikan tepat di depan kantor PT yang dipimpin warga keturunan itu.
"Untuk solusi awal, kita yang akan ambil alih penyelesaiannya di kantor," ujar salah seorang perwakilan Disnaker Bengkalis singkat.
Hingga berita ini diturunkan, puluhan pekerja PT SAS Internasional masih bertahan dengan membuat tenda seadanya dari terpal di depan perusahaan itu tanpa aktivitas apapun di bawah pengamanan ketat pihak kepolisian gabungan. ***