El Nino Diprediksi Hingga November

Senin, 27 Juli 2015 - 09:14 WIB
Salah satu lahan yang terbakar di Riau, baru-baru ini. Musim kemarau diprediksi akan membuat karhutla semakin bertambah.

PEKANBARU (HR)-Masyarakat Riau tampaknya harus siap-siap menanggung derita lebih lama akibat asap yang muncul dari kebakaran hutan dan lahan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana memprediksi, kebakaran hutan dan lahan di Riau akan terus berlanjut. Kondisi ini ikut dipengaruhi fenomena alam El Nino (musim kemarau) yang akan berlangsung hingga November 2015 mendatang.

Demikian diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis yang diterima Haluan Riau, Minggu (26/7).

Sutopo mengatakan, ancaman tersebut harus segera diantisipasi. "Ancaman ini terlihat dari bertambahnya hostpot. Bukan hanya fokus pada pemadaman tetapi upaya pencegahan. Jika tidak maka karhutla (kebakaran hutan dan lahan, red) bakal terulang seperti tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Ditambahkannya, sejauh ini upaya pemadaman Karhutla terus dilakukan, baik di darat maupun udara. BNPB mengerahkan dua pesawat terbang untuk operasi pembuatan hujan buatan di Riau dan Sumatera Selatan (Sumsel). BNPB juga menyewa helikopter berkapasitas besar untuk melakukan water bombing (bom air dari udara, red). Untuk Riau, disediakan sebanyak dua unit, yakni Sikorsky dan MI-171. Sementara, di Sumatera Selatan ada 1 unit, yakni helikopter MI-171, yang sekali terbang mampu mengangkut 4.500 liter air untuk water bombing.

Lebih lanjut, Sutopo menyebutkan, jika ancaman ini terlihat dari bertambahnya hostpot (titik panas, red). Berdasarkan pemantauan satelit Modis (Terra-Aqua) pada Minggu (26/7), jumlah hotspot di Sumatera ada 308 titik.
Dari jumlah tersebut, Riau memiliki 122 hotspot, Sumatera Selatan 59, Jambi 58, Bengkulu 10, Sumatera Barat 19, Sumatera Utara 25, Bangka Belitung 9, Kepulauan Riau 1, dan Lampung 5 titik panas.

"Riau sebagai daerah langganan Karhutala, tetap saja terbakar. Dari 122 hotspot tersebar di Kabupaten Bengkalis 17 titik, Kampar 16 titik, Dumai 7 titik, Kuantan Singingi 4 titik, Pelalawan 44, Rokan Hilir 5, Rokan Hulu 2, Siak 5, Indragiri Hilir 8, dan Indragiri Hulu 14 titik panas," terang Sutopo.

BNPB juga mencatat asap menutup wilayah Kota Pekanbaru pada Minggu pagi. Jarak pandang di Pekanbaru pada pagi hari hanya 1 kilometer, karena tertutup asap. Jarak pandang di Dumai, dan Pelalawan, dan Rengat sejauh 3 kilometer.

BNPB juga mengingatkan masing-masing kepala daerah melakukan upaya pencegahan guna mengantisipasi terjadinya Karhutla di wilayah mereka masing-masing. Ini dilakukan, agar jumlah titik api tidak semakin bertambah.
"Kepala daerah dan aparat yang ada diharapkan aktif turun ke lapangan untuk melakukan pencegahan di daerahnya. Pencegahan lebih efektif daripada pemadaman," imbau Sutopo. (dod)

Editor:

Terkini

Terpopuler