JAKARTA (HR)-Insiden penyerangan umat muslim di Tolikara, Papua, memberikan hikmah bagi kehidupan tolerasi beragama di Tanah Air. Para tokoh agama sepakat untuk selalu menjaga perdamaian dan hidup berdampingan.
Sejauh ini, dari 50 orang lebih yang telah dimintai keterangannya, penyidik Polda Papua telah menetapkan dua tersangka dalam kasus itu. Keduanya berasal dari GIDI masing-masing berinsial JW dan HK. Keduanya diduga menjadi provokator sehingga menimbulkan terjadinya insiden itu. Meski demikian, baik JW maupun HK belum ditahan.
Perihal kesepakatan untuk menjaga perdamaian itu, terjadi dalam pertemuan bersama para tokoh agama bersama Presiden Jokowi Widodo dan Wapres Jusuf Kalla di Istana Negara, Kamis (23/7).
"Alhamdulillah dengan ngumpul kaya begini, mudah-mudahan sekat komunikasi ngga ada. Semua bisa ungkapin isi hatinya, bisa diademin, ada Presiden dan Wapres di tengah-tengah kita," ujar Ustad Yusuf Mansyur usai pertemuan tersebut.
Yusuf Mansyur mengaku sempat memberikan pesan kepada Presiden Jokowi yang direspon positif oleh Presiden. "Saya bicara (kepada Presiden) pas salaman, kita doa bareng yuk di TV. Alhamdulillah Presiden mau. Bukan untuk kasus ini saja, buat Indonesia, semoga Indonesia tambah maju," ungkapnya.
Sementara itu Ketum Persekutuan Geraja-gereja Indonesia, Henriette Tabita Lebang, mengatakan pihaknya melalui pastor dan pendeta telah mengimbau kepada para jemaatnya agar selalu menjaga dan memelihara kedamaian.
"Pada pelayanan hari minggu, agar semua memelihara kedamaian dan semangat saling mencintai," tuturnya.
Ketum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATTAKIN) Ws Uung Sendana juga berharap agar semua pihak menjaga tanah air Indonesia. "Intinya kita harus hidup damai berdampingan
Sedangkan Ketum Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Arief Harsono menilai komunikasi adalah hal yang esensial dalam kehidupan yang beragam. "Dalam komunikasi bisa ciptakan saling respect, hilangkan kecurigaan, sehingga kita bisa konsenterasi untuk bangun negeri," jelasnya.
Belum Ditahan
Sejauh ini, penyidik Polda Papua menetapkan dua tersangka terkait penyerangan umat Islam di Tolikara. Namun, polisi belum melakukan penangkapan terhadap kedua tersangka itu.
"Belum dilakukan penangkapan," kata Kapolda Papua Irjen Yotje Mende.
Alasannya, kata mantan Kapolda Kepri ini, adalah karena situasi belum memungkinkan untuk melakukan tindakan represif tersebut. Meski demikian, kepolisian akan mengedepankan tindakan persuasif. "Kita kedepankan tindakan persuasif," kata Yotje.
Penetapan tersangka dilakukan hari ini setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap 50-an saksi yang mengetahui insiden saat Idul Fitri, Jumat 17 Juli 2015. "Mereka menjadi provokator atau orng yang menyuruh melakukan penyerangan," terang Yotje. Kedua tersangka itu dari GIDI dan berinisial JW dan HK. (dtc, ral, sis)