TELUK KUANTAN (HR)-LSM Riau Corruption Watch menekankan agar Kapolres Kuansing menindak tegas anggotanya yang terlibat PETI. Dugaan gratifikasi yang disampaikan RCW semakin kuat pasca operasi dua hari lalu.
"Hasil yang kita baca di media massa, rata-rata rakit PETI itu tidak ada mesin atau peralatan lainnya. Ada apa?" Ujar Direktur RCW Mayandri Suzarman, Senin (12/1).
Dari sini, indikasi gratifikasi ditubuh Polri semakin kuat. Sebab, operasi penertiban yang akan digelar sudah diketahui pelaku. "Siapa lagi yang membocorkan kalau tidak dari dalam," ujarnya.
"Sebetulnya, kita mengapresiasi langkah yang diambil Kapolres. Namun, disisi lain kecewa karena operasi sudah diketahui pelaku. Sehingga, mereka siap-siap mengemas seluruh peralatan mendompeng itu," kata Mayandri.
Ia menegaskan, operasi yang dilakukan beberapa hari lalu harus menjadi bahan evaluasi Kapolres. Sebab, dugaan aliran uang dari PETI ke tubuh Polri semakin kuat. "Ini menjadi bahan evaluasi, bagaimana keseriusan aparat hukum dalam menegakkan hukum," katanya.
"Jangan sampai, aparat yang seharusnya menegakkan hukum malah mempermainkan hukum. Ini jelas merusak citra lembaga, meski yang melakukan hanya oknum," tegas Mayandri.
Sementara itu, Kapolres Kuansing AKBP Bayuaji Irawan beberapa hari lalu juga menyakini oknum anak buahnya yang bermain. Namun, hingga saat ini ia terus melakukan pengkajian sampai mendapatkan bukti.
"Saya yakin dan sangat yakin, adanya oknum yang bermain. Kalau ini terbukti, saya tekankan, tidak ada toleransi. Oknum tersebut akan kita proses sesuai dengan kode etik dan aturan yang berlaku," tegas Bayuaji. (mg2)