Pekanbaru (HR)-Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, menawarkan investasi pengembangan pariwsata, di Pulau Rupat, pada lahan seluas 2 Hektare, di Kecamatan Rupat Utara, Bengkalis.
"Pulau Rupat potensial dikembangkan selain memiliki posisi strategis, terdiri atas 2 kecamatan yaitu Rupat dan Rupat Utara, merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eduar, Jumat (10/7).
Menurut dia, investasi di sektor pariwisata menarik dikembangkan karena pulau yang berbentuk seperti gunung kecil di tengah laut luas ini juga memiliki posisi yang sangat strategis, karena langsung berhadapan dengan perairan internasional yang sangat ramai, Selat Malaka.
Apalagi Pulau Rupat memiliki nilai jual yang sangat eksotis, karena kapal-kapal asing yang melintas di Selat Malaka bisa langsung merapat ke pulau yang memiliki pasir putih terpanjang di Indonesia ini.
"Pantai pasir putihnya membentang sepanjang lebih 17 Km mulai dari Desa Teluk Rhu, Tanjung Punak (Rupat Utara) sampai sungai Cingam (Rupat). Pantai yang lebarnya 30 meter lebih jika air surut atau sekitar 7 meter lebih saat air pasang, memiliki keindahan yang tidak kalah menarik dengan pantai-pantai di pulau Bali," katanya.
Sedangkan sejumlah kegiatan bertaraf internasional yang pernah digelar di Pulau ini adalah berenang menyeberangi Selat Malaka non stop mulai dari Pantai Pasir Panjang menuju Portdickson (Malaysia).
Selain itu aktivitas wisata yang dapat dilakukan para wisatawan yang berkunjung adalah berjemur, selancar, selam, memancing, dan berenang. "Pengembangan pulau Rupat sebagai tujuan wisata, bukan saja menjadi program pembangunan di Kabupaten Bengkalis, tetapi juga di Provinsi Riau. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan strategis pembangunan Bengkalis maupun Riau," katanya.
Oleh karena itu, berbagai fasilitas pendukung sudah dibangun, oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan Pemerintah Provinsi Riau, seperti akses jalan, dermaga pelabuhan ferry penyeberangan.
Selain sebagai kawasan wisata unggulan, berdasarkan Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau, Rupat bersama Dumai dan Duri dirancang menjadi salah satu kawasan segitiga andalan untuk pusat pertumbuhan ekonomi baru di Riau.
"Sebagai kawasan terluar Indonesia, pembangunan Pulau Rupat juga menjadi perhatian dan prioritas Pemerintah Republik Indonesia, implementasinya, bertempat di Desa Pangkalan Nyirih, Kecamatan Rupat, pada 15 Oktober 2009, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Republik Indonesia secara resmi telah mencanangkan dimulainya pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Pulau Rupat," katanya.
Dalam pembangunan sektor kepariwisataan Indonesia, pulau Rupat juga akan dijadikan kawasan wisatanasional.
Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa ketika mengunjungi Pulau Rupat bersama mantan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, mantan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar serta mantan Gubernur Riau HM Rusli Zainal pada 15 Januari 2010, rencana Pulau Rupat dijadikan kawasan wisata nasional sedang dalam tahap pembahasan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan segera terealisasi.
"Sebelum itu dan dalam rangka percepatan pembangunan pulau Rupat, sejumlah Menteri juga pernah mengunjungi Pulau Rupat, diantaranya mantan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto serta mantan Menteri komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring," katanya.
Jenis investasi bisa dilakukan dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing (PMA), sementara itu status proyek saat ini, sudah selesai feasibility study, termasuk kajian Dampak Lingkungan Pengembangan Pulau Rupat sebagai kawasan tujuan wisata oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kabupaten Bengkalis tahun 2001.(ant/yuk)