JAKARTA (HR)-Kotak hitam yang berisi Flight Data Recorder pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, telah tiba di Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi Jakarta, Senin (12/1) malam. Setelah itu, peralatan yang berisi rekaman penerbangan itu akan langsung diproses untuk dibaca.
"Mudah-mudahan cepat. Kalau normal, setelah kering semua, 3 jam download selesai. Untuk mengetahuinya, tergantung apa isinya. Masalahnya kompleks di sana," terang Ketua Subkomite Udara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Masruri.
Masruri mengatakan, selama ini KNKT paling cepat melaporkan hasil kecelakaan pesawat memakan waktu tujuh bulan. "Laporan KNKT tercepat selama tujuh bulan investigasi sampai final report, itu terhadap Sukhoi (pesawat penumpang Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak, red). Kami ingin yang realistik saja," terangnya.
Masruri mengatakan, untuk melakukan investigasi, KNKT melakukannya sendiri. Namun, Pemerintah Rusia akan memberikan bantuan bila diminta. "Rusia support untuk frame, apabila kita butuh data wajib, mereka berikan," tambahnya.
Masih Bagus
Saat sampai di Kantor KNKT, Masruri mengatakan kondisi Flight Data Recorder (FDR) AirAsia QZ8501 tersebut masih bagus.
"Secara visual kondisinya masih bagus. Tapi di dalamnya, kita bukan paranormal yang bisa melihat kalau belum dibuka," terangnya.
Masruri mengatakan, jika melihat dari pengalaman kalau fisiknya dalam keadaan bagus, maka kondisi di dalamnya juga bagus.
"Tadi dibawa dari Pangkalan Bun ke Halim menggunakan pesawat Boeing bareng TNI," imbuhnya.
FDR merekam data teknis penerbangan. Durasi rekamnya 25-30 jam. Artinya, setelah 25-30 jam, data sebelumnya akan dihapus dan data baru direkam.
Ditemukan
Sebelumnya, tim penyelam gabungan TNI AL berhasil menemukan dan mengangkat FDR dari kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Senin pagi kemarin. Penemuan black box ini diawali dari deteksi pinger detector milik Kapal Navigasi Jadayat, Jumat (9/1) lalu.
Black box terdeteksi sekitar 1,7 mil laut dari lokasi ekor pesawat yang sebelumnya telah ditemukan.
Saat itu, diduga black box yang seharusnya ada di ekor pesawat sudah keluar dan terseret arus. Sebagian tim penyelam yang ada di KRI Banda Aceh pun langsung dikerahkan ke KN Jadayat untuk fokus mencari dan mengangkat kotak hitam tersebut. Sementara tim sisanya yang berada di KRI Banda Aceh fokus untuk mengangkat ekor pesawat.
Penyelam baru bisa turun secara penuh pada Minggu (11/1), setelah ekor pesawat berhasil diangkat sehari sebelumnya. Setelah diangkat, di ekor pesawat itu memang tidak ditemukan adanya kotak hitam sehingga dugaan bahwa kotak itu terseret arus semakin menguat.
Namun pada hari itu juga, penyelam TNI AL sudah mulai terdapat titik terang. Serpihan-serpihan pesawat berhasil ditemukan. Ketika serpihan sayap pesawat didekati dengan pinger detector, sinyal pun semakin menguat. Namun, arus bawah air pada hari itu sudah membesar sebelum tim penyelam belum sempat melakukan pencarian.
Tim gabungan Komando Pasukan Katak, Marinir dan Dinas Selam Bawah Air ini hanya sempat memasang tali dan balon penanda. Pada Senin pagi, tim penyelam turun kembali dan langsung melakukan pencarian di lokasi dan FDR itu pun akhirnya ditemukan.
Ditutup
Hingga Senin kemarin, proses pencarian pesawat AirAsia QZ8501 sudah memasuki hari ke-16. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan, saat ini Basarnas memasuki fase ditutupnya operasi gabungan.
"Bantuan sudah dikurangi, pada saatnya kita harus memasuki fase ditutup operasi. Isu ini yang sedang kita pertimbangkan masak-masak sehingga nantinya antara harapan dan realitas bisa kita capai," terangnya.
Dengan proses fase penutupan operasi gabungan ini, hari ini (Selasa, 13/1) Basarnas akan menemui Komisi V DPR RI untuk menyampaikan hasil operasi selama 16 hari. Setelah bertemu dengan Komisi V, Soelistyo akan terbang ke Surabaya pukul 14.00 WIB untuk bertemu keluarga korban AirAsia QZ8501.
"Besok sore setelah pertemuan dengan Komisi V saya akan bertemu dengan keluarga korban. Itu adalah flow dari operasi yang memang sudah kita siapkan," terangnya.
"Yang perlu digarisbawahi, apabila nanti operasi gabungan ini saya evaluasi dan diperpanjang lagi maka pada akhirnya saya harus memastikan operasi ini ditutup. Tetapi apabila operasi ditutup bukan berarti ini selesai pencarian korban," tambahnya. (bbs, dtc, kom, sis)