WINA (HR) – Pihak Iran mengeluhkan permintaan berlebihan dan pergantian posisi yang terus menerus dari pihak Barat dalam perundingan nuklir di Wina, Austria. Hal itu, menurut Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif, menyebabkan pembicaraan tersebut beberapa kali melewati tenggat waktu.
“Sayangnya, kita melihat perubahan posisi dan permintaan berlebihan... dari beberapa negara,” kata Menlu Javad kepada televisi Iran Al-Alam, sebagaimana dilansir Telegraph, Jumat (10/7).
Javad mengatakan bahwa kelompok P5+1 yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Rusia, Inggris, Prancis, China, dan Jerman, yang masing-masing memiliki posisi yang berbeda, dan menyebabkan perundingan menjadi semakin sulit.
Di lain pihak, Menlu AS john Kerry menyatakan bahwa pihaknya tidak akan terburu-buru untuk mencapai kesepakatan dan menginginkan sebuah perjanjian yang bermutu dan dapat teruji dengan waktu. Meski begitu, dia menegaskan bahwa pihaknya juga tidak mungkin selamanya melakukan perundingan.
Sejauh ini, perundingan nuklir Iran telah melewati dua kali tenggat waktu yang diberikan. Semula pembicaraan ini dijadwalkan selesai pada 30 Juni 2015, yang diperpanjang sampai 7 Juli 2015. Namun, karena kesepakatan masih belum juga tercapai, maka deadline kembali diperpanjang hingga 10 Juli, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda kedua belah pihak semakin dekat dengan kesepakatan.(okz/iv