PEKANBARU (HR)- Eka Hospital Pekanbaru merupakan rumah sakit pertama di Riau yang melakukan bedah jantung dan pembuluh darah terpadu. Hingga saat ini sudah ada 39 pasien yang dibedah, 70 persen di antaranya pasien BPJS.
Eka Hospital telah berhasil melakukan bedah jantung perdana 1 November 2014 dengan menggunakan teknik terbaru, yaitu CABD Of Pump (Coronary Arthery Bypass Grafting). Pada saat pembedahan dilakukan jantung tetap dalam kondisi berdenyut dan tidak menggunaka mesin jantung dan paru (heart lung machine). Teknik ini terbilang langka dilakukan di Indonesia dan perama kali di Sumatera.
Kepala Dokter Bedah Jantung Eka Hospital, Dr Fuad Jindan, SPBTKV FECTS, mengungkapkan, sejak dimulainya layanan bedah jantung 1 November 2014 hingga Juli 2015 ini, Eka Hospital Pekanbaru telah mengoperasi 39 pasien, yang terdiri dari 9 pasien anak dan 30 pasien dewasa. "Hampir 70 pasien tersebut dari BPJS, pasien-pasien ini berasal dari hampir seluruh kabupaten/kota yang ada di Riau, mulai dari Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Siak, Bengkalis, Rohul, Rohil, Inhil, Inhu, Dumai dan Kuantan Singingi," terang Fuad.
Lebih lanjut, Fuad menjelaskan, Eka Hospital Pekanbaru memberikan layanan jantung dan pembuluh darah, antara lain, layanan jantung anak, layanan interensi jantung, layanan bedah jantung, layanan bedah vaskuler (pembuluh darah), dan layanan bedah thoraks (rongga dada). "Eka Hospital Pekanbaru resmi bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sejak Februari 2015 dan dijadikan sebagai rumah sakit rujukan tingkat lanjut termasuk pelaksanaan bedah jantung," terang Dr Fuad.
Ia berharap kerjasama ini dapat membantu masyarakat Riau pada umumnya sehingga pasien-pasien yang sebelumnya harus pergi ke Jakarta atau bahkan ke luar negeri. "Kini masyarakat Riau sudah bisa mendapatkan layanan tersebut di Pekanbaru yakni disini Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru," ujar Dr.Fuad.
Tak jarang, kata dia, pasien sakit jantung harus menunggu berbulan-bulan untuk dioperasi karena termasuk dalam daftar antri di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta. "Dari segi waktu dan biaya tentunya ini lebih menguntungkan. "Dan waktu penanganan yang lebih singkat yang menguntungkan bagi kondisi pa-sien," pungkas Fuad. ***