Batam (HR)- Bank Indonesia Kepulauan Riau bersama Tim Pengendalian Inflasi Daetah melakukan langkah mitigasi risiko inflasi untuk mengantisipasi potensi inflasi tinggi pada Juli 2015, jelang hingga sesudah Lebaran.
Deputi Bank Indonesia Kepri Rino Is Triyanto di Batam, baru-baru ini, mengatakan langkah mitigasi risiko yang dilakukan antara lain berkoordinasi dengan melakukan inspeksi mendadak pasar dan pasar murah serta koordinasi dengan distributor utama pangan demi memastikan kecukupan pasokan.
"Selain itu untuk mengelola ekspektasi inflasi masyarakat, juga dilakukan komunikasi dan himbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembelian bahan pokok secara berlebihan," kata dia.
Ia mengatakan, beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai antara lain harga komoditas volatile food dan kelompok inti yang diperkirakan masih akan meningkat pada Juli, seiring dengan peningkatan permintaan konsumen untuk kebutuhan Hari Raya.
Potensi kenaikan tarif angkutan pada arus mudik dan arus balik Lebaran juga harus diwaspadai.
"Dan memasuki tahun ajaran baru, biaya sekolah dan peralatan sekolah diperkirakan mengalami peningkatan pada Juli," tuturnya.
Sementara itu, BI mencatat realisasi inflasi di Kepri meningkat pada Juni, dipengaruhi oleh kenaikan harga sebagian besar komoditas 'volatile food'.
Kelompok itu mencatatkan inflasi 3,44 persen (mtm) dengan andil 0,66 persen (mtm), meningkat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 3,27 persen dengan andil 0,61 persen.
Selain itu, inflasi juga terjadi pada kelompok inti, yang dipengaruhi peningkatan konsumsi masyarakat. Sementara tekanan inflasi kelompok 'admisnestered price' relatif terkendali. "Inflasi kelompok itu sebesar 0,18 persen dengan andil 0,04 persen, relatif stabil dibanding inflasi bulan sebelumnya, sebesar 0,16 persen dengan andil 0,03 persen," kata Rino. (ant/ivi)