BAGANSIAPIAPI (HR)- Diperkirakan jumlah wisatawan pada iven ritual Bakar Tongkang 2015 di Kota Bagansiapiapi, jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diindikasi karena dampak kabut asap dari kebakaran hutan yang menyelimuti sebagian wilayah Riau.
Lina, wisatawan asal Malaysia, ketika dikonfirmasi saat pelaksanaan Bakar Tongkang Kamis (2/7) mengaku, banyak masyarakat etnis Tionghoa di Malaysia yang ingin menyaksikan Bakar Tongkang yang terpaksa mengurungkan niatnya karena persoalan kabut asap yang sedang melanda Riau.
Dampak kabut asap, menurutnya, sangat berbahaya terutama bagi balita dan anak-anak. "Kan, kebanyakan orang tua yang punya anak balita takut kalau anaknya sakit karena asap, jadi terpaksa mereka menunda hadir datang ke Rokan Hilir. Mereka memilih waktu dan hari yang baik saja," katanya.
Hal senada diucapkan Kon Bu An, wisata asal Jakarta, menurutnya Bakar Tongkang yang digelar setiap tahun cukup meriah, namun jumlah pengunjungnya sangat drastis menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, penurunan jumlah wisata tahun ini dikarenakan kesibukan dan belum adanya waktu serta rezeki.
"Saya ada telepon teman di Singapura, kenapa tidak datang. Dia jawab, masih sibuk mengurus pekerjaan, kemudian teman lainya bilang belum cukup rezeki dan hanya tunggu informasi prosesi jalanya ritual nanti," ungkapnya.
Ketika disinggung mengenai kaitan dampak kabut asap, pengusaha ponsel ini mengatakan bahwa dampak karhutla dan kabut asap juga sangat besar memengaruhi kedatangan jumlah wisatawan. Selain, banyaknya rute pesawat yang ditunda hingga pembatalan keberangkatan, kebanyakan wisatawan lebih memilih hingga bencana kebakaran hutan reda.
"Oh iya, itu saya pikir sangat memengaruhi sekali. Kemarin, sebelum berangkat juga hampir batal lho karena katanya Riau sedang terjadi kebakaran hutan dan asapnya tebal. Tetapi karena kampung halaman saya di sini kami tetap balik," ungkapnya yang pernah memiliki rumah di Jalan Perdagangan Bagansiapiapi.(zmi)