BEIJING (HR)— Pemerintah China, Kamis (2/7), menyambut baik pemulihan hubungan diplomatik antara AS dan Kuba, meski langkah ini berarti sebuah rekonsiliasi negara sekutu lama China dengan rival diplomatik terbesarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, mengatakan, keputusan AS dan Kuba ini merupakan sebuah "langkah penting" yang mengakomodasi kepentingan kedua bangsa dan negara.
Hua menambahkan, pulihnya hubungan diplomatik AS dan Kuba juga akan membawa stabilitas dan perkembangan pembangunan di kawasan. Selain itu, langkah tersebut sesuai dengan aspirasi dari komunitas internasional.
"Pulihnya hubungan kedua negara adalah hal yang baik. Kami menyambut baik hal tersebut dan kami memberikan dukungan," ujar Hua kepada sejumlah wartawan.
Hua melanjutkan, dengan pulihnya hubungan diplomatik ini maka pemerintah Cina juga mendesak AS untuk segera mencabut sanksi ekonomi terhadap Kuba.
Presiden China Xi Jinping tahun lalu berkunjung ke Kuba sebagai tujuan terakhirnya dalam rangkaian kunjungan kerja di Amerika Latin, termasuk Brasil, Argentina, dan Venezuela.
Dalam kunjungan Presiden Xi Jinping itu, kedua negara menandatangani lebih dari 20 kesepakatan bilateral mulai dari kredit keuangan hingga modernisasi pelabuhan dan pembangunan lapangan golf.
China dan Kuba juga menandatangani kerja sama dalam hal kerja sama keuangan, pertanian, industri, kesehatan, bioteknologi, perminyakan, energi, lingkungan hidup, pendidikan, telekomunikasi, penggunaan ruang siber, dan televisi digital.(kcm/ivi)