Pangkalan Kerinci (HR)-Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pelalawan mengatakan, memasuki Ramadan kemunculan titik api makin terdeteksi. Meski intensitasnya fluktuatif, namun tiap hari selalu ditemukan adanya hotspot di daerah ini.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) & Damkar Pelalawan Hadi Penandio, Jumat (26/6). Menurutnya, saat ini saja dari data Satelit NOAA yang diperoleh dari BLH Pelalawan terdeteksi adanya 4 titik hotspot, sementara dari Satelit Tera hanya ada satu titik hotspot.
"Saya tak tahu dimana letak perbedaannya. Namun yang jelas, dari satelit NOAA ada 4 hotspot yang terdeteksi yakni 3 hotspot di Lubuk Kembang Bungo tepatnya di TNTN dan 1 hotspot di Segati," ungkapnya.
Hadi menjelaskan, untuk satu hotspot yang ada di Segati, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi mengenai lokasi tepatnya hotspot ini sendiri. Pasalnya, harus ada pengertian yang jelas antara hotspot dan titik api.
"Sejauh pengamatan saya, hotspot itu adalah titik panas, belum menjadi titik api. Kalau titik panas, segala sesuatu yang menimbulkan panas seperti seng yang tertimpa matahari misalnya akan terdeteksi juga oleh satelit, nah itu yang disebut hotspot. Tapi memang bisa jadi hotspot ini akan menimbulkan titik api jika kita tak segera mengantisipasinya," bebernya.
Diakuinya, memasuki Ramadan kondisi hotspot di Kabupaten Pelalawan lebih cenderung fluktuatif. Adakalanya meninggi namun tak jarang nihil hotspot sama sekali.
"Seperti hari ini yang hanya 4 hotspot yang terdeteksi satelit NOAA, tapi kemarin ada 8 hotspot dan beberapa hari lalu malah ada juga nihil hotspot," ujarnya.
Namun meski begitu, sambungnya, pihaknya terus siap sedia mengantisipasi berbagai kemungkinan agar tak terjadi peningkatan hotspot yang akan berubah menjadi titik api di daerah ini.
"Kita sampai saat ini siaga terus, begitu didapatkan hotspot itu berkembang menjadi titik api, kita segera turunkan tim pemadam agar tak terjadi dampak yang luas," tutupnya.(adv/humas