JAKARTA (HR)- Permintaan kredit dari sektor riil yang masih melemah tampaknya bakal membuat industri perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit untuk menggenjot permintaan kredit.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menuturkan saat ini demand dari sektor riil cenderung melemah. Dia memprediksikan pertumbuhan kredit pada tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu.
"Yang lesu adalah sektor riil, karena bank enggak mau menunda ekspansi," ungkapnya, kemarin.
Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan kredit industri perbankan tumbuh pada kisaran 11 persen secara year on year. Sigit memprediksikan pada tahun akan berada di kisaran 12 persen-15 persen. Dia mengungkapkan dampak dari melemahnya permintaan pada tahun lalu masih dirasakan pada tahun ini.
Walakin, supaya fungsi intermediasi sampai kepada pihak ketiga, maka mau tak mau perbankan harus mengorbankan margin agar masyarakat menikmati kredit dengan bunga yang sedikit lebih ringan. Bila bank-bank tidak menurunkan bunga kredit, kata Sigit, maka stimulus di sektor rill akan lambat.
Berdasarkan data Bank Indonesia, per April 2015 rata-rata bunga kredit mencapai 12,98 persen turun 1 basis poin dari posisi 12,98 persen pada Maret 2015. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja dan investasi turun 4 bps dibandingkan dengan posisi Desember 2015. Sementara itu, bunga kredit konsumsi turun 15 bps.(bis/ara)