Southampton (HR)-Memphis Depay boleh menjadi fenomena di Eredivisie, namun ceritanya bisa berbeda di Premier League. Menurut manajer Southampton, Ronald Koeman, Depay tidak akan langsung bersinar karena Premier League tidaklah mudah ditaklukkan.
Depay tak hanya berhasil mengantarkan PSV Eindhoven menjadi kampiun Eredivisie 2014/2015, tetapi juga menjadi pencetak gol terbanyak liga teratas Belanda tersebut. Dari 30 kali bermain sepanjang musim, pemain berusia 21 tahun itu sukses membukukan 22 gol.
Jumlah tersebut lebih banyak 2 gol ketimbang rekan satu timnya yang berposisi sebagai penyerang, Luuk de Jong. Wajar kalau dengan capaiannya itu, Depay digadang-gadang jadi bintang masa depan sepakbola Belanda.
Catatan 22 gol semusim itu pun merupakan peningkatan dari musim sebelumnya. Pada 2013/2014, Depay bermain lebih banyak, yakni 32 kali, namun hanya mencetak 12 gol.
Usai bersinar bersama PSV, Depay pun hijrah ke Premier League untuk bermain bersama Manchester United. Di sana ada Louis van Gaal, manajer yang diakuinya amat dia hormati.
Tapi, modal mencetak 34 gol dalam dua musim terakhir di Eredivisie, plus bermain di bawah arahan Van Gaal, dinilai bukan sesuatu yang cukup untuk bermain di Premier League oleh Koeman.
Manajer yang baru semusim menangani Southampton itu berkeyakinan, para pemain Belanda yang datang dari Eredivisie tidak akan langsung sukses di Premier League.
"Dia tidak akan selalu bermain di tiap laga. Saya sudah banyak belajar selama saya tinggal di Inggris," ujar Koeman kepada Mirror.
"Para pemain Belanda tidak akan langsung mencapai puncak di Premier League. Dan seorang pemain muda tidak akan langsung bermain di 38 pertandingan."
"Saya juga melihat banyak cela dalam kualitas pemuda-pemuda Belanda, yang mana juga banyak saya temukan pada pemain-pemain muda Premier League: mereka tak banyak berkomunikasi." "Mereka terlalu individual dan hanya fokus pada smartphone masing-masing," kata Koeman.(dtc/pep)