SELATPANJANG (HR)-Banyak permainan rakyat yang sebenarnya akan muncul dengan sendirinya apabila memasuki Bulan Ramadan. Salah satunya adalah permainan meriam bambu.
Permainan meriam bambu ini, dulunya sangat dinanti-nanti. Bagaimana tidak, momen untuk permainan meriam bambu ini hanya ada pada Bulan Ramadan (bulan puasa) saja. Itu artinya, untuk memainkan meriam bambu, harus menunggu satu tahun.
Di perkampungan Kepulauan Meranti, Riau, dulunya meriam bambu banyak ditemukan. Terlebih apabila memasuki 27 puasa (tujuh likur). Dimana saat itu seluruh masyarakat akan menghidupkan lampu colok yang diletakkan di sepanjang jalan. Malam 27 puasa ini akan semakin terasa meriah karena selain terlihat api penerang jalan dimana-mana, juga terlihat anak-anak dengan berbagai permainannya. Salah satunya anak yang sedang bermain meriam bambu.
Mereka bermain di rumah masing-masing, seolah-olah sedang berlawanan sama meriam bambu milik anak tetangga. Mereka akan senang ketika meriam bambu miliknya memiliki bunyi yang sangat kuat.
Untuk membuat meriam bambu tidaklah susah. Cukup mencari bambu dengan ukuran besar. Bambu besar ini dipotong sepanjang 2 - 5 meter (tergantung selera pemilik meriam bambu itu), ruas-ruas bambu dibolongi dari depan namun harus disisakan satu ruas agar minyak yang dipakai tidak mengalir keluar (selain itu kalau semua ruas nya dibolongi meriam tidak akan bisa digunakan). Pembolongan ruas ini menggunakan kayu bulat.
Bagian pangkal ruas bambu, dibuat lubang sebesar jempol tangan. Bentuknya bisa bulat maupun persegi. Lubang ini digunakan untuk meniupkan api yang nantinya akan membuat bunyi meriam bambu.
Setelah meriam bambu siap digunakan, tinggal memasukkan minyak tanah. Guna membuat api dalam meriam bambu bertahan lama, biasanya anak-anak akan memasukkan kertas, dan kain bekas.
Ada hal unik yang biasanya dipercayai anak-anak dalam bermain meriam bambu. Yaitu, untuk membuat bunyi yang kuat, terkadang mereka memasukkan garam, dan cabe kering (entah dimana korelasi antara bunyi yang kuat dengan garam dan cabe).
Tidak butuh waktu yang lama, cukup sekitar 3-5 menit ketika sudah dipanaskan, meriam bambu akan mulai berbunyi. Semakin panas bambu, biasanya semakin kuat bunyinya. Tak jarang pula, meriam bambu ini pecah setelah beberapa kali dibunyikan.
Selain terbuat dari bambu, biasanya ada juga yang membuat meriam ini dari kaleng bekas, seperti kaleng baygon semprot, kaleng pewangi ruangan semprot dan kaleng lain sejenisnya. Meriam kaleng yang dibuat mirip dengan meriam bambu ini akan cepat berbunyi karena kalengnya mudah dan cepat panas.
Namun, dari sisi keamanan, permainan ini sangat berbahaya. Dimana, tak jarang dari lubang yang digunakan untuk meniup api, malah keluar api. Api ini serta merta akan membakar alis, bulu mata, maupun rambut. Mata seketika menjadi perih, dengan bulu mata, alis, dan rambut keriting akibat tersulut api. Kepala bisa menjadi pusing.
Terlebih bagi yang memainkan meriam kaleng, ketika kaleng-kaleng itu terlepas dari sambungannya orang yang ada di depan akan menjadi sasaran. Kaleng bisa saja menghantam orang di depan dan menyebabkan luka.
Selain itu pula, bagi yang menggunakan minyak bensin dalam permainan meriam bambu ini, sering mengalami kebakaran.
Tapi, seiring waktu berkembang, anak-anak sudah jarang memainkan meriam bambu ini. Sudah jarang pula terdengar lentum-lentam meriam saat malam 27 puasa.
Anak-anak zaman sekarang sudah mulai meninggalkan permainan tradisional ini. Entah mereka tidak pernah tahu meriam bambu atau memang tidak ingin memaminkan permainan itu.(grc/yuk)