SABAK AUH (HR) - Seluruh dai dan Majelis Ulama Indonesia diminta untuk bersatu membantu pemerintah dalam membentengi umat muslim dari penyebaran paham-paham sempalan. Diharapkan, syiar yang dilakukan para dai dalam safari Ramadan nanti bisa memberikan pencerdasan pada masyarakat.
Demikian disampaikan Camat Sabak Auh Suparni pada acara Rapat Sosialisasi Persiapan Dakwah Safari Ramadan yang digelar MUI Kabupaten Siak dan MUI kecamatan Sabak Auh bersama 40 orang dai delegasi dari tiap masjid dan musala se-Kecamatan Sabak Auh, Sabtu (13/6).
Hadir pada kesempatan ini Ketua I MUI Siak KH Faturohman, Sekretaris MUI Siak Muhtarom, Ketua MUI Sabak Auh Ahmad Narowi dan KUA setempat.
"Banyak organisasi yang berkamuflase menyebarkan ajaran agama, didalamnya memiliki misi yang menyimpang. Untuk itu masyarakat dan genrasi muda perlu dibentengi," kata Camat Sabak Auh Suparni.
Peranan dai dinilai strategis, apalagi tiap malam di bulan suci Ramadan nanti setiap dai berkeliling ke tiap masjid dan musala menyampaikan dakwah. Selain bertanggung jawab membentengi masyarakat dakwah juga menambah pengayaan ilmu agama untuk masyarakat.
"Ini bukan hanya tugas pemerintah, kita semua memiliki tanggung jawab. Apabila dai, MUI dan pemerintah bersatu, kita pasti mampu mengusir kekuatan pengaruh paham menyimpang yang terus disampaikan oleh kelompok-kelompok tertentu," kata Camat.
Hal senada juga disampaikan KH Faturohman. Saat ini di Indonesia ada 52 organisasi Islam. Indonesia, katanya, tergolong negara yang relatif aman, meski banyak paham menyimpang yang menjadi tantangan MUI dan pemerintah. Namun karena antara pemerintah dengan tokoh agama sejalan, permasalahan yang muncul masih bisa diselesaikan dengan damai.
"Pemerintah, agama dan politik harus sejalan. Agama tanpa ditopang dengan pemerintah yang aman akan lemah. Sebaliknya, pemerintahan dan politik tanpa ditopang agama akan rusak," kata Faturohman.
Dari data terakhir, lanjut Faturohman, 85,91 persen penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Jumlah ini tergolong banyak dibanding negara lainnya, namun umat muslim masih membutuhkan ilmu yang memadai untuk menghadapi cepatnya pergeseran budaya dan penyebaran paham sempalan.
"Dakwah merupakan ruh perjuangan umat Islam, jika berhenti maka kita akan tertinggal dan terjerumus. Sinarkan Ramadhan dengan uhkwah dakwah yang baik," pesan KH Faturohman.
Tiga tahun berturut-turut MUI kecamatan Sabak Auh melibatkan dai dari tiap masjid dan musala untuk mengisi kultum pada malam Ramadaan. Rapat kali ini membahas kurikulum dan memberikan pada para dai tentang cara-cara menyampaikan syiar agar dapat dan mudah diterima jamaah. (ali)