SIAK HULU (HR)-Suasana panas mulai terasa menjelang digelarnya Musyawarah Nasional II Perhimpunan Advokat Indonesia versi Otto Hasibuan. Sesuai rencana, kegiatan itu akan digelar hari ini (Sabtu, 13/6) di Hotel Labersa, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
Namun pada Jumat (12/6), Munas tersebut mulai ditentang dari sejumlah pihak, yang diduga berasal dari kubu Jeniver Girsang. Mereka memasang ampang-ampang di pintu jalan masuk menuju hotel. Aksi itu digelar karena Munas tersebut dinilai ilegal.
Dari pantauan lapangan, panitia Munas II Peradi versi Otto Hasibuan tampak melarang siapa pun yang tak memiliki tanda pengenal Munas II, masuk ke dalam areal Munas di Hotel Labersa. Larangan itu juga berlaku untuk tamu hotel lain dan wartawan.
Penjagaan ketat dilakukan panitia sejak ampang-ampang hotel yang berjarak lebih dari 300 meter dari hotel.
Sebuah mobil Daihatsu Feroza BM 1554 JX hitam yang ditenggarai berisikan empat pengurus Peradi versi Juniver yang dilarang masuk langsung menghadap peserta Munas II dengan cara memarkirkan mobil di tengah jalan. Akibatnya, bus pariwisata yang mengangkut peserta Munas dari sejumlah daerah di Indonesia tak bisa masuk.
Buntutnya, para peserta terpaksa turun dari bus. Mereka nampak tegang dan bingung menghadapi situasi seperti itu. Tidak ada seorang pun dari mereka yang bersedia menjawab pertanyaan wartawan. Tak lama kemudian mereka dijemput panitia untuk dibawa ke hotel.
Di lokasi tidak ada seorang pun polisi yang melakukan penjagaan, karena kegiatan Munas II Peradi versi Otto Hasibuan memang tidak mendapatkan rekomendasi dari kepolisian setempat.
Informasinya, saat ini sejumlah pendukung Peradi versi Juniver Girsang sudah menyusup ke dalam lokasi Munas II. Mereka akan berusaha menggagalkan kegiatan yang dianggap illegal dan sempat dipindahkan dari Makassar, Sulawesi Selatan tersebut.
Sementara itu, sejumlah petugas sekuriti dan simpatisan kubu Otto Hasibuan, tampak berupaya menggesar paksa mobil Daihatsu Feroza yang sengaja ditinggal di tengah jalan.
Terkait peristiwa itu, Humas Peradi Pengurus Nasional, Joko, membenarkan adanya hawa panas itu. Ia menjelaskan, kericuhan itu terjadi karena ada sekelompok pengacara yang terhimpun di Peradi mencoba menggagalkan acara Munas.
"Iya tadi ada dari kelompok yang kontra mendatangi ke acara Hotel Labersa. Ada beberapa pengacara, namun di belakangnya ada preman juga," kata Joko.
Mereka yang tidak setuju acara Munas ini, lanjut Joko, meminta untuk membubarkan acara. Sempat terjadi cekcok mulut. Malah yang tak pro acara mencoba untuk melempar kursi.
"Namun semuanya bisa direda dari pihak keamanan hotel. Mereka yang mencoba membuat keributan ada 30 orang, namun tidak semua pengacara ada premannya juga," kata Joko.
Kini situasi telah kondusif. Sejumlah pihak yang tidak punya undangan diminta keluar. Kini sekelompok pengacara yang tidak diundang di acara Munas diminta keluar.
"Tempat acara hanya boleh masuk yang sudah menerima undangan dari panitia. Yang tidak diundang, tidak boleh masuk," kata Joko. (rtc, dtc, ral, sis)