TEMBILAHAN (HR)-Nasib Pardono (52), warga Desa Pasir Mas, Kecamatan Batangtuaka, Kabupaten Indragiri Hilir, memang mengenaskan. Maksud hati hendak menjenguk anak angkat, ia malah menjadi korban keganasan kawanan rampok bersenjata api.
Tidak hanya uang sebesar Rp100 juta miliknya saja yang raib akibat dirampas perampok, namun Pardono saat ini terpaksa harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sari Husada, Tembilahan. Hal itu setelah perutnya juga ditembak salah seorang pelaku, yang takut aksi mereka diketahui warga lain.
Informasi di Polsek Batangtuaka, kejadian naas yang menimpa Pardono terjadi Rabu (10/6) sekitar pukul 01.45 WIB. Diperkirakan, jumlah kawanan rampok itu diperkirakan sebanyak enam orang.
“Ketika itu, korban dan keluarganya tengah terlelap tidur di rumah Junaidi, yang tak lain adalah anak angkatnya,” ungkap Kapolsek Batangtuaka, Iptu Suherman.
Diterangkannya, ketika itu Pardono baru saja datang dari Batam. "Dia datang ke sini bertujuan untuk mengunjungi anak angkatnya yang bernama Junaidi,” jelasnya.
Sementara itu, terkait kronologi aksi perampokan itu, Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo menuturkan, aksi para pelaku gerombolan rampok itu diawali dengan upaya mereka memasuki rumah korban, dengan cara mencongkel pintu rumah.
Setelah pintu berhasil dibongkar paksa, para pelaku langsung bergerak menuju kamar Pardono. Entah bagaimana kejadiannya, ketika itu terjadi kegaduhan di kamar Pardono, yang membuat Junaidi bersama istri dan anaknya yang tidak di kamar sebelah, jadi terbangun.
Merasa ada yang ganjil dengan kamar orangtua angkatnya, Junaidi pun pergi mendatangi kamar orangtuanya tersebut. Tapi begitu keluar dari kamarnya bersama anak istrinya, Junaidi langsung ditodong dengan senjata tajam. Takut terjadi sesuatu yang tak diharapkan terhadap keluarganya, Junaidi pun memilih mengalah.
Selanjutnya, para pelaku menguras duit milik Pardono yang diperkirakan berjumlah Rp100 juta. Saat mengambil uang dari tangan Junaidi, salah satu dari kawanan perampok ini memukul anak dan istri Junaidi.
Hal itulah yang kemudian membuat emosi Junaidi jadi terpicu. "Junaidi yang awalnya pasrah karena ditodong senjata tajam, tiba-tiba mengamuk melihat anak istrinya dipukul. Spontan Junaidi mengambil senjata tajam dari tangan perampok dan membacokkannya," kata Guntur.
Karena terjadi perkelahian, lanjut Guntur, lantas salah satu bandit yang membawa senjata api menembakkan senjatanya ke arah perut ayah angkat Junaidi.
"Karena terjadi keributan dan takut warga segara berdatangan, kawanan perampok lantas kabur sambil membawa uang Rp 100 juta tadi. Tim Polres Inhil sudah membentuk tim untuk memburu para pelaku," tutup Guntur. (mg4, dtc)