SELATPANJANG (HR)-Program pelestarian lingkungan hidup, seperti penanaman kembali pohon mangrove diminta agar melibatkan masyarakat nelayan.
Nelayan yang tersebar di berbagai pelosok desa, selain mengharapkan hasil laut, nelayan itu juga ternyata kadang menjadi penebang kayu bakau.
Kayu dari hutan mangrove tersebuyt lau dijual ke panglong arang, dan menjadi sumber nafkah para nelayan jika hasil tangkapan sulit.
"Sehingga dengan melibatkan para nelayan untuk melakukan kegiatan penanaman kembali pohon bakau terutama untuk kwasan hutan mangorve yang kritis, mak secara tidak langsung kedepan nelayan akan turut menjaga kelangsungan hutan mangrove,“ ungkap Sutrisno, warga Desa Sei Gayung Kiri, kepada Haluan Riau lewat ponselnya Rabu kemarin.
Dikatakannya, selama ini masyarakat nelayan tidak dilibatkan dalam kegiatan penanaman kembali kawasan hutan mangrove yang telah kristis. Pada hal kegiatan itu juga akan membantu nelayan dalam menutupi kebutuhan nafkah sehari-hari. Sebab melaut tidak selamanya memberikan hasil. Sehingga bekerja sebagai penanam pohon bakau tentu juga akan dapat menambah penghasilan.
Disebutkannya, dengan melibatkan secara langsung para nelayan, maka dengan sendirinya kami juga akan turut menjaga dan melestarikan lingkungan itu.
Untuk itu program penanaman pohon bakau dan api-api untuk tahun ini, kiranya dapat melibatkan para nelayan yang tersebar diberbagai desa di wilayah pesisir tersebut.
Disamping menjadi pekerjaan rutin di luar kesibukan mencari ikan, juga untuk melibatkan pihak keluarga, istri maupun anak yang dapat melakukan pembibitan, sekaligus penananaman berbagai jenis pohon mangrove tersebut.(jos)