Riaumandiri.co - Gubernur Riau, Abdul Wahid, bersama Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto, kembali mengunjungi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemprov Riau, Rabu (5/3).
Langkah yang dilakukan oleh kedua pimpinan Riau ini, untuk meminta langsung penjelasan dari kepala OPD dan jajarannya, dalam menjalankan tugas di Pemerintahan, termasuk dalam melayani masyarakat.
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad, Gubernur Riau, dan Wakil Gubernur Riau, langung bertemu dengan pasien menanyakan langsung pelayanan yang telah diberikan oleh mulai dari pegawai, petugas dan dokter yang memberikan pengobatan. Rata-rata pasien menjawab cukup maksimal, tapi masih perlu lagi keramahan dari pegawai dalam melayani pasien di Rumah Sakit.
Gubri didampingi Direktur Utama RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul, serta sejumlah pejabat daerah lainnya. Ia meninjau berbagai fasilitas Rumah Sakit, termasuk Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang rawat inap, poliklinik, serta sarana penunjang lainnya. Gubri juga menemukan beberapa catatan penting yang perlu segera diperbaiki, salah satunya terkait lamanya proses diagnosis pasien.
“Saya sengaja datang lebih awal karena ingin melihat langsung situasi Rumah Sakit. Secara umum saya lihat sudah bagus, tetapi banyak hal yang harus kita koreksi. Saya melihat hasil diagnosis pasien masih memerlukan waktu hingga satu minggu. Saya merasa hal ini terlalu lama dan dapat diperpendek. Karena pasien harus ditangani dengan cepat,” ujar Abdul Wahid.
Selain itu, Gubri juga menyoroti aspek tata kelola RSUD yang perlu ditingkatkan, mulai dari pengelolaan anggaran, etika dan keramahan pegawai terhadap pasien, hingga kedisiplinan tenaga kesehatan dalam bekerja. Selain itu, Gubri juga menyoroti aspek tata kelola RSUD yang perlu ditingkatkan, mulai dari pengelolaan anggaran, etika dan keramahan pegawai terhadap pasien, hingga kedisiplinan tenaga kesehatan dalam bekerja.
“Catatan dari saya, perbaiki manajemen tata kelola Rumah Sakit, baik dari sisi bisnisnya, pelayanan, dan keuangannya. Saya minta agar dokter-dokter juga didisiplinkan. Catatan dari saya, perbaiki manajemen tata kelola Rumah Sakit, baik dari sisi bisnisnya, pelayanan, dan keuangannya. Saya minta agar dokter-dokter juga didisiplinkan,” kata Abdul Wahid.
Pada kesempatan tersebut, Gubri menegaskan, bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari komitmennya untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan optimal. Ia mengecek langsung fasilitas dan tata kelola RSUD Arifin Achmad. Salah satu hal utama yang menjadi sorotan Gubernur adalah tata kelola keuangan dan proses bisnis rumah sakit. Ia menegaskan bahwa rumah sakit harus memiliki sistem yang baik agar bisa tetap bertahan tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Secara umum, pelayanan sudah baik, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Kami ingin RSUD Arifin Achmad bisa bertahan tanpa mengurangi pelayanan kepada masyarakat. Tata kelola keuangan dan bisnis prosesnya harus lebih baik, agar pelayanan tetap optimal tanpa mengorbankan mutu," tegas Abdul Abdul Wahid.
Sementara itu, Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajratul Maimunah, berjanji akan segera melakukan perbaikan, baik dalam hal pelayanan maupun manajemen rumah sakit. Apa yang menjadi catatan dari Gubri dan Wagubri akan ditindaklanjuti sesuai dengan arahan pimpinan.
“Yang murah senyum, tentunya akan kami perbaiki, sebetulnya kami sudah banyak bekerjasama dengan bank terkait untuk service excelen, seluruh staf kami sudah menjalaninya. Kedepannya kita akan mengingatkan terus dan memberikan panismen jika staf masih tetap tidak ramah, jadi memang butuh kesabaran dalam mengingatkan teman-teman dalam pelayanan,” jelas Wan Fajriatul.
Sementara itu, terkait dangan kondisi keuangan yang masih ada hutang di RSUD terhadap BPJS, Wan Fajratul juga mengakui bahwa beban keuangan rumah sakit sebagian besar berasal dari pelayanan kepada pasien yang membutuhkan bantuan pemerintah. Sejauh ini RSUD setiap harinya melayani pasien-pasien yang kondisinya berat, dan semuanya masyarakat kurang mampu atau pasien yang masuk dalam kategori kelas tiga.
“Arahan Gubernur penekanan bagaimana tata kelola keuangan rumah sakit, kami sudah laporkan bahwa yang dirujuk ke RSUD itu kondisinya berat-berat jadi kalau rumah sakit lagi servife kami harus mengembangkan pelayanan non BPJS. Selagi kami melayani BPJS tetap akan menjadi beban rumah sakit karena pasien yang dilayani di RSUD Arifin Ahmad ini adalah 70 persen pasien kelas tiga,” jelas Wan Fajriatul.
Wan menjelaskan, pihaknya mungkin selisih pembiayaan ditagih ke pasien. Pihaknya tidak tega meminta kepada keluarga pasien disaat akan di operasi. Operasi sejauh ini butuh biaya yang klaimnya melebihi klaim BPJS, sehingga RSUD tidak bisa menagihkan ke pasien.
“Selama ini rumah sakit lah yang menanggung semua pelayanan itu. Pak gubri ini minta diperbaiki dan lalukan diskusi dan banyak banyak melakukan edukasi denagn pasien, kalau memang BPJS hanya bayar sekian Yah edukasi dengan pasiennya, nanti pasiem yang cari alternatif lain. Jadi kenapa rumah sakit ini banyak hutang, karena itu tadi beban untuk membantu pasien masyarakat,” kata Wan Fajriatul.