Jakarta (HR) - Sanksi FIFA memang membayang atas pembekuan PSSI oleh Kemenpora. Berapa lama sebuah hukuman dari FIFA ternyata bervariasi: dari yang tahunan, bulanan, bahkan hitungan hari. Sedikitnya ada 13 negara pernah merasakan tangan besi FIFA. Dalih terbanyak dari hukuman tersebut adalah intervensi pemerintah dan atau menyalahi statuta FIFA.
Berikut ini contoh negara yang pernah dihukum FIFA:
1. Nigeria
Nigeria dua kali diskorsing FIFA. Pertama, usai Piala Dunia 2010. Serupa dengan Indonesia, Presiden Nigeria kala itu, Goodluck Jonathan, membekukan tim nasional untuk bertanding di turnamen internasional selama dua tahun. FIFA menilai keputusan itu sebagai intervensi.
Tiga bulan setelah Jonathan membekukan NFF, FIFA akhirnya menjatuhkan sanksi. NFF dibekukan! Tapi tidak sampai satu bulan: dari 4 sampai 26 Oktober 2010.
Empat tahum kemudian, Nigeria kembali dihukum. Semuanya bermula dari kegagalan timnas Nigeria di Piala Dunia 2014. Kementerian Olahraga Nigeria memecat komite eksekutif NFF. FIFA menilai sebagai bentuk intervensi. Tapi lagi-lagi hukuman itu tidak berlangsung lama, cuma 9 hari: dari 9-18 Juli 2014
2. Peru
Peru juga pernah mendapat larangan tampil dalam semua kompetisi internasional. Sanksi itu dijatuhkan karena federasi sepakbola Peru (FPF) dinilai terus-menerus terlibat konflik dengan pemerintah.
Ya, pemerintah Peru tak mengakui presiden FPF Manuel Burga karena dipilih lewat cara yang tak sesuai aturan. Sebelum sanksi itu dijatuhkan, Peru sudah kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Amerika Selatan U-20. Tanpa ikut kualifikasi, mereka pun tak tampil di putaran final.
Dalam perjalanannya, kongres untuk pemilihan presiden diulang dan Burga kembali terpilih. Sanksi yang diketok berlaku kurang dari satu bulan: dijatuhkan pada 25 November, dicabut pada 20 Desember 2008.
3. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam diganjar hukuman oleh FIFA karena pemerintah dinilai melakukan intervensi terhadapi federasi sepakbola.
Hukuman itu bermula dari pemerintah Brunei yang membubarkan federasi sepakbola Brunei yang terdaftar di FIFA, yaitu BAFA, dan menggantinya dengan yang baru.
FIFA pun langsung melarang DPMM melanjutkan penampilan di Liga Singapura sejak sanksi resmi dilayangkan pada 5 Oktober 2008. Hukuman itu baru dicabut FIFA pada 30 Mei 2011. Uniknya, di masa skorsing tersebut Brunei dengan suka rela menyatakan mundur dari SEA Games, karena ingin fokus pada pembenahan di dalam.
4. Bosnia
Bosnia malah langsung mendapatkan hukuman dari FIFA dan UEFA. Bosnia dilarang tampil dalam kompetisi internasional setelah federasi sepakbola mereka, NFSBIH, tidak mau mengadopsi statuta baru sesuai dengan aturan FIFA dan UEFA.
Menyesuaikan diri dengan kondisi demografisnya, Bosnia menganut sistem presidensial rotasi tiga pemimpin yang didasarkan kepada etnis Serbia, Kroasia, dan muslim. Padahal, FIFA menggariskan presiden federasi sepakbola dijabat satu orang.
Hukuman bagi Bosnia itu berlaku mulai 1 April 2011. Skorsing itu dicabut bersamaan dengan pencabutan hukuman kepada Brunei Darussalam, pada 30 Mei 2011, alias hanya berlaku dua bulan.
5. Kamerun
Kamerun juga pernah menjalani sanksi dari FIFA dengan durasi yang pendek. Sanksi dimulai pada 4 Juli dan sudah berakhir pada 22 Juli di tahun 2013.
Federasi Sepakbola Kamerun (FECAFOOT) dibekukan karena pemerintah dinilai melakukan intervensi. Pemerintah terbukti memiliki andil dalam memilih presiden FECAFOOT, Mohammed Iya, pada 19 Juni 2013. FIFA tak menerima hasil itu.
"Statuta FIFA mewajibkan anggota asosiasinya untuk menangani masalahnya secara independen dan tanpa pengaruh pihak ketiga." Begitulah kalimat FIFA dalam surat yang dilayangkan kepada FECAFOOT.
Selain itu, FIFA juga melihat ada masalah soal statuta pada federasi sepakbola Kamerun. Sehingga FIFA sampai perlu membentuk komite untuk merevisi statuta.
Beberapa negara lain yang juga pernah dihukum FIFA karena alasan-alasan serupa adalah Iran (1 bulan), Ethiopia (10 bulan), Yunani (3 hari), dan Irak (4 bulan).(dtc/yuk)