OJK Perlu Tingkatan Literasi Keuangan bagi Masyarakat Agar Tak Tertipu Ivestasi Bodong

Jumat, 14 Februari 2025 - 06:22 WIB
Thoriq Majiddanor

RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi XI DPR RI Thoriq Majiddanor menyebut pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat agar tidak mudah tertipu investasi bodong.

Karena itu, dia meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat  suatu literasi keuangan agar masyarakat diberikan sesuatu informasi yang akurat dan edukatif agar tidak mudah tertipu oleh skema penipuan.

"Karena kita sama-sama tahu  muncul fintech. Masyarakat  sulit sekali membedakan mana yang berizin OJK dan mana yang tidak," ujar Thoriq dalam rapat kerja Komisi XI dengan OJK, Kamis (13/2/2025).

Jiddan, begitu dia akrab disapa,  menambahkan bahwa masyarakat di tingkat bawah atau di kampung-kampung masih kesulitan untuk membedakan mana lembaga keuangan yang berizin dan mana yang tidak. Bahkan, mereka juga tidak mengerti bagaimana cara menghubungi layanan kontak OJK 157 untuk mendapatkan informasi yang benar.

"Apakah masyarakat di tingkat bawah di tingkat kampung itu ngerti oh harus hubungi 157 ini mereka nggak ngerti Pak. Jadi ada pada di satu kesempatan waktu itu di TV, saya juga menyampaikan literasi ini sangat penting karena masyarakat saat ini banyak yang terlanjur jatuh menjadi korban daripada penipuan yang memang sebenarnya mereka tidak tahu mana yang resmi atau tidak," lanjutnya.

Oleh karena itu, ia mendorong peningkatan literasi keuangan bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengecek legalitas suatu lembaga keuangan sebelum bertransaksi. "Nah kalau mau transaksi mereka harus ngecek dulu ini harus dibuat satu hal yang lebih mudah lagi yang bagaimana itu bisa dipahami oleh masyarakat," kata Politisi Fraksi Partai NasDem ini.

Selain itu, Jiddan juga menyoroti perkembangan teknologi AI yang semakin pesat. Ia khawatir jika sumber daya manusia di Indonesia tidak ditingkatkan dan literasi keuangan tidak dilakukan dengan kuat, masyarakat akan banyak yang menjadi korban dari investasi bodong yang menggunakan teknologi AI.

Untuk itu, ia meminta gambaran mengenai antisipasi OJK terhadap perkembangan teknologi AI, terutama dalam menghadapi adanya investasi yang menjanjikan keuntungan yang tidak logis.

"Ini bagaimana kita mengantisipasi agar masyarakat juga tidak tergiur, karena mereka (iklan investasi bodong) ada sebutkan oh modal dua juta satu juta bisa dapat sampai berpuluh-puluh kali lipat atau 100 kali lipat lah. Ini sesuatu hal yang menurut kami tidak logika tapi itu sudah banyak sekali terjadi tentang aset kripto," kata Jiddan.

Sementara itu, dalam hal edukasi dan literasi IAKD, OJK melakukan berbagai hal diantaranya adalah melakukan kegiatan kolaborasi Digital Financial Literacy (DFL) 2024, kegiatan rutin seperti OJK mendengar di setiap triwulan, kegiatan Bulan Fintech Nasional (BFN) dan kegiatan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE), bulan literasi Kripto, hingga peluncuran buku saku pengaturan dan pengawasan Aset Keuangan Digital (AKD). (*)

Editor: Syafril Amir

Terkini

Terpopuler