Riaumandiri.co - Dugaan penganiayaan yang dilakukan seorang selebgram asal Pekanbaru, Salsabila Arwani alias Cut Salsa bermula saat dirinya menyiram air putih ke korban AHM. Tindakan itu dilakukan wanita 21 tahun itu dengan sengaja.
Demikian disampaikan AHM saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru. Selain AHM, saat itu juga hadir saksi lainnya, yaitu Ridho, teman pria korban dan ibu kandung AHM, Wenny Mulyono.
Korban AHM, seorang remaja yang saat ini berusia 18 tahun mengungkapkan kronologi penganiayaan yang dialaminya. Yakni, bermula saat dirinya tengah antre di sebuah kafe di Mall SKA Pekanbaru pada Rabu, 13 Desember 2023 lalu.
"Saat saya keluar dan duduk di area luar, tiba-tiba terdakwa menyiramkan air putih dari gelas ke arah saya," ujar AHM di hadapan majelis hakim yang diketuai Hendah Karmila Dewi.
Perlakuan Cut Salsa itu, menurut AHM, dilakukan dengan sengaja. Tak terima atas tindakan tersebut, AHM membalas dengan menyiramkan air dari botol yang dibawanya.
Namun, selebgram tersebut diduga langsung menjambak dan mencakar korban hingga terjatuh. "Dia sangat brutal, mencakar saya hingga kuku terlepas dan tertinggal di rambut saya. Bahkan, dia menghina saya dengan kata-kata kasar," tambah AHM.
Korban mengaku mengalami luka lecet di pelipis, pipi kanan, dan lengan kanan. Ia juga merasa trauma hingga harus menjalani perawatan psikologis.
"Secara fisik saya terluka, tapi mental saya juga sangat terganggu. Sampai sekarang saya takut keluar rumah," lanjut dia.
Setelah insiden tersebut, AHM langsung menjalani visum di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Riau dan melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Pekanbaru.
Dalam persidangan itu, AHM juga mengungkap bahwa tidak ada iktikad baik dari Cut Salsa untuk meminta maaf. "Saya pribadi sudah memaafkan, tapi keluarga saya sepakat untuk tidak berdamai karena pihak mereka tidak pernah meminta maaf," ucapnya.
Saksi lain, Ridho, yang juga berada di lokasi kejadian, membenarkan pengakuan korban. "Saat itu saya melihat terdakwa menyiramkan air ke korban dengan sengaja. Ketika korban membalas, terdakwa malah menjambak dan mencakar korban hingga terjatuh. Saya berusaha melerai, tapi situasinya sangat kacau," jelas Ridho.
Atas keterangan para saksi itu, Cut Salsa membantahnya. "Saya sudah kooperatif sejak awal. Saya juga pernah berniat meminta maaf, tapi pihak mereka tidak pernah hadir," singkat Cut Salsa.
Terpisah, Wenny Mulyono meminta pengadilan dapat memberikan keadilan pada anaknya. Karena, akibat penganiayaan tersebut anaknya yang masih di bawah umur jadi trauma dan takut keluar rumah bahkan berhenti sekolah.
Dikatakan Wenny, saat ini anaknya tidak lagi bersekolah. Pada saat kejadian masih kelas 3 SMA dan menjelang ujian akhir sekolah. Tapi karena trauma dengan kejadian penganiayaan dirinya di Mall SKA itu, AHM tidak berani lagi datang ke sekolah, bahkan keluar rumah juga tidak berani.
"Anak saya jadi takut ke mana-mana, hingga untuk ke sekolah dan ujian akhir pun dia tidak berani. Karena selebgram itu punya banyak follower dan di media sosial menyebarkan bahwa anak saya yang menyerang dia, padahal di BAP kepolisian justru sebaliknya," ungkap Wenny.
"Dia tak ikut ujian akhir, tapi kemudian mengambil Paket C agar dapat ijazah SMA. Padahal tingal beberapa bulan waktu itu. Sampai hari ini, anak saya jadi banyak takut ngapa-ngapain. Bahkan disuruh kuliah pun dia takut," sambung Wenny.
Diceritakan Weni, AHM adalah anak keempatnya. Dua kakak pertamanya sudah menikah dan kakak ketiga AHM juga menikah dengan kakak kandung Cut Salsa.
Entah dendam apa, hingga saat melihat AHM di Mall SKA, Cut Salsa mendatanginya dan menyiramkan air kemudian menjambaknya dan membantingnya. Bukti kekerasan dan penganiayaan Cut Salsa ini semua sudah dilaporkan ke pihak Polresta Pekanbaru lengkap dengan bukti visum.
Namun, sampai lebih satu tahun kasus itu baru sekarang sampai ke pengadilan. Justru di tengah jalan banyak kejanggalan yang dilihat Wenny. Salah satunya, anaknya AHM juga dilaporkan Cut Salsa dan sudah jadi sebagai tersangka pada kasus yang sama.
"Saya kasihan dengan anak saya. Bahkan sekarang kalau diajak ke mana-mana lebih memilih di rumah. Takut jumpa orang takut buka medsos dan itu menyedihkan bagi saya sebagai Ibunya," tutur Wenny.
Wenny sudah membawa anaknya ke psikolog dan analisa mereka memang ada trauma dalam yang dialami anaknya. "Luka fisik bekas cakaran, bekas tendangan Cut Salsa saat itu satu minggu sudah hilang, tapi luka di mental anak saya, sampai hari ini tidak juga berkurang," ungkap Wenny.
"Itulah makanya saya ingin meminta hati nurani majelis hakim di PN Pekanbaru untuk melihat kasus ini dengan jelas dan seadil-adilnya. Anak saya korban bukan pelaku," tandasnya.