Gencatan Senjata Israel-Palestina, Koaliasi Riau: Butuh 10 Tahun Bangun Infrastruktur Gaza

Jumat, 17 Januari 2025 - 15:08 WIB

Riaumandiri.co Gencatan senjata Israel-Palestina disambut baik dan gembira oleh masyarakat muslim dunia, tak terkecuali dari Ketua Koalisi Riau untuk Palestina, Sofyan Hadi.

Ia menyebutkan butuh waktu 10 tahun untuk membangun Gaza seperti sediakala. "Butuh waktu setidaknya 10 tahun bahkan lebih untuk membangun infrastruktur, perumahan di Palestina yang telah dibombardir dan genosida oleh militer Israel," kata Sofyan Hadi yang juga Akademisi FISIP UNRI itu, Jumat (17/1).

Bahkan dengan adanya gencatan senjata ini, menurutnya dilakukan secara bertahap untuk membebaskan tawanan perang, memberikan akses masuk bantuan kemanusiaan dan perbaikan di segala sektor. 

"Bahkan dengan ditawannya  'Pasukan pempers' tersebut menjadikan mereka meminta untuk melakukan gencatan senjata bertahap selama 42 hari untuk melakukan berbagai hal, diantaranya pertukaran tawanan perang, perbaikan rumah sakit, perawatan intensif bagi orang sakit dan keluarnya tentara zionis Israel dari Gaza," jelasnya. 

Namun, dibalik gencatan itu, ia sangat mewanti wanti komitmen Israel melaksanakan keputusan tersebut, jangan sampai adanya serangan mendadak ketika gencatan sedang berlangsung. 

Dengan gencatan senjata ini, Sofyan Hadi mengajak kepada masyarakat untuk turut memberikan dukungan berupa sumbangan makanan, pakaian, dan donasi untuk recovery Gaza secepatnya. 

"Saudara saudara kita di Palestina yang kekurangan makanan, air bersih, dan tempat tinggal dapat teratasi, dengan gencatan ini diharapkan insan mulia tetap kontinu memberikan infak dan sedekah terbaik untuk saudara kita di Palestina," ujarnya. 

Ia menyebut agar kita tunjukkan persaudaraan sesama umat muslim dan keberpihakan terhadap saudara di Palestina. 

"Jadikanlah Palestina sebagai investasi akhirat, tunjukkan keberpihakan kita terhadap kemanusiaan dan persaudaraan," imbaunya. 

Ia mengemukakan beberapa catatan hikmah atas peristiwa ini, yakninya Gaza terbukti kuat dan tangguh lantaran merupakan tempat Masjid Al-Aqsho berdiri. 

"Gaza terbukti kuat, tangguh dan pantang menyerah, dalam Kitab Mu'jamul Buldan Karya Yaqut Al Hamawi menyebut mereka tidak akan takut dan tak akan menyerah mempertahankan tanah para nabi/rasul," terangnya. 

"Gaza adalah benteng masjid Al-Aqsho tempat suci ketiga umat Islam, dengan adanya Gaza pembentukan negara Israel Raya tidak terjadi," ujarnya. 

Kemudian menurutnya doa menjadi kunci senjata umat Islam seluruh Dunia, karena dengan pekikan doa itu bantuan Tuhan akan datang. 

"Doa adalah senjata umat IsIam, dimana di Palestina kita lihat jeritan anak anak Palestina, jadi doa adalah hal pamungkas membuat hal mustahil menjadi mungkin karena bantuan Allah," katanya. 

Selain itu, boikot produk produk juga menjadi sorotan dan dukungan kepada Palestina. "Lakukan terus jihad ekonomi dengan memboikot dan tidak membeli produk pro Zionis Israel," ujarnya. 

Dan kemudian bersatunya pemimpin di Jazirah Arab juga menjadi kunci kemenangan Palestina di masa yang akan datang. 

"Bersatunya pemimpin Jazirah Arab bersama Yaman untuk kemerdekaan Palestina dan membebaskan Al-Aqsho, jadilah seperti Raja Faishal bin Abdul Aziz yang menentang penjajahan dan mengatakan, ajarilah anak anak kalian bahwa Palestina sedang dijajah, zionisme adalah musuh, perlawanan atas penjajahan itu suatu kemuliaan dan tidak ada negara yang namanya Israel," tutupnya.

Editor: Akmal

Terkini

Terpopuler