RIAUMANDIRI.CO - Awal tahun 2025 membawa tantangan besar bagi berbagai wilayah di Indonesia. Dalam beberapa hari terakhir, bencana banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla) dilaporkan terjadi di sejumlah daerah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD setempat terus bekerja keras memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi dan upaya pemulihan berjalan optimal.
Dalam keterangan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis (9/1/2025) merinci, di Jawa Barat, banjir melanda Kabupaten Majalengka dan merendam 51 rumah dan 235 hektare sawah.
Meskipun air mulai surut sejak (7/1), namun tanggul yang jebol dalam proses perbaikan sehingga risiko banjir ulang tetap tinggi.
Sementara itu, di Provinsi Banten, banjir juga terjadi di beberapa daerah. Di Kota Cilegon, tepatnya di Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Cibeber, tercatat tinggi muka air (TMA) sempat mencapai 30 cm. Saat ini, genangan air dilaporkan telah surut pada.
Empat kecamatan di Kabupaten Serang juga mengalami kondisi serupa. Genangan air di Kecamatan Kramatwati, Ciruas, Pontang, dan Lebak Wangi yang sebelumnya terpantau tinggi antara 10-100 sentimeter, kini berangsur menyusut hingga 5–30 cm.
Di Kota Serang, banjir yang terjadi pada Kamis (9/1) pagi telah surut pada sore harinya. Meskipun demikian, kejadian ini mengakibatkan sebanyak 734 jiwa terdampak.
Bencana serupa terjadi di wilayah lain di Indonesia. Di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Bima melaporkan 1.435 jiwa warga Kecamatan Sanggar terdampak banjir. Kondisi terkini per Kamis (9/1) air telah surut dan tim gabungan bersama warga setempat bersama-sama membersihkan lumpur dan memulihkan kondisi lingkungan.
Di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, tepatnya di Desa Mohungo dan Lahumbo, Kecamatan Tilamuta, banjir masih bertahan hingga laporan terakhir yang diterima BNPB. Sebanyak 637 unit rumah terendam dan 2.581 jiwa terdampak.
Tidak hanya banjir, tanah longsor juga menjadi ancaman serius di beberapa daerah. Di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, longsor menimbun dua warga yang saat ini masih dalam proses pencarian oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB. Upaya pencarian terus dilakukan meski menghadapi kondisi medan yang sulit.
Sumatera Utara tidak luput dari dampak bencana. Dua kejadian banjir dilaporkan di wilayah ini. Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat 1.559 warga Kecamatan Tantom Angkola terdampak, dengan 350 kepala keluarga harus mengungsi.
Masyarakat bersama aparat telah mendirikan dapur umum dan menyalurkan air bersih untuk membantu kebutuhan dasar. Di Kabupaten Serdang Bedagai, banjir yang berdampak pada 427 kepala keluarga mulai berangsur surut pada sore hari (9/1).
Melihat tingginya intensitas bencana di awal tahun ini, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Antisipasi dini seperti membersihkan saluran air, memeriksa kondisi tanggul, dan menyusun rencana evakuasi bersama keluarga untuk mengurangi risiko bencana.
Bagi masyarakat di wilayah terdampak, agar selalu mematuhi arahan petugas, menjaga kebersihan lingkungan pascabanjir, serta segera melaporkan kebutuhan mendesak kepada BPBD setempat. (*)