Riaumandiri.co - Sekitar 13.500 tentara Israel dilaporkan terluka dalam agresi di Gaza setahun belakangan. Sementara Jerusalem Post melaporkan bahwa seorang perwira Israel tewas di Rafah di selatan Gaza, IDF mengumumkan pada Selasa.
Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel mengatakan lebih dari 13.500 perwira dan tentara terluka selama perang, dan sekitar 1.500 di antaranya terluka dua kali. Di antara tentara yang terluka terdapat 287 orang yang mengalami luka di kepala, 87 di antaranya serius, dan 10 orang menggunakan kursi roda, kata departemen pemerintah, menurut media Ibrani.
Ditambahkannya, 37 persen tentara yang terluka menderita cedera anggota badan, sebagian besar cedera tulang. Sekitar 5.200 tentara menderita reaksi kesehatan mental, termasuk 3.350 tentara yang mengalami kecemasan, depresi dan kesulitan penyesuaian diri, serta 1.300 tentara terkena gangguan stres pasca-trauma.
Sedangkan seorang perwira dan seorang prajurit dilaporkan tewas di Rafah, selatan Gaza pada Selasa. Perkiraan awal menyebutkan bahwa insiden tersebut melibatkan runtuhnya bangunan tempat tentara tersebut berada. Selain itu, pada awalnya, IDF tidak mengatakan secara spesifik tentang bagaimana struktur tersebut runtuh, termasuk apakah itu disebabkan oleh serangan Hamas, namun kabar terbaru mengatakan bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan serangan apapun.
Sebaliknya, pembaruan selanjutnya mengatakan bahwa seringnya pergerakan tank besar dan kendaraan lain di area tersebut dan fakta bahwa area tersebut kurang stabil sejak awal, menyebabkan keruntuhannya.
IDF mengatakan pihaknya masih menyelidiki mengapa tentara tersebut berada di dalam bangunan tersebut jika diketahui kurang stabil dan apakah seringnya pergerakan kendaraan dapat berdampak pada potensi runtuhnya bangunan lain.
Sejauh ini, upaya Israel memberangus pejuang Palestina di Gaza belum berhasil. Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dilaporkan telah berhasil merekrut ribuan pejuang baru di Jalur Gaza selama beberapa bulan terakhir. Hal ini memupus target Israel bahwa mereka bisa melenyapkan kelompok perlawanan tersebut.