Riaumandiri.co - Topik yang menjadi fokus pembicaraan para calon di debat kedua yakninya kesehatan dan lingkungan hidup serta wisata halal.
Para pasangan calon (Paslon) berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pasangan nomor urut satu, Abdul Wahid- SF Hariyanto atau dikenal dengan Bermarwah mengusung pengobatan gratis serta mendistribusikan dokter spesialis ke daerah yang ada di Provinsi Riau.
"Bahwa pelayanan kesehatan sangat penting, kami akan berikan distribusi dokter spesialis, dan kami juga akan menggandeng rumah sakit swasta dan kami akan bekerja sama dengan Kabupaten kota untuk memberikan pelayanan terbaik," ujar Calon Gubernur Riau, Abdul Wahid.
Sedangkan pasangan nomor urut dua, Muhammad Nasir-Wardan berkomitmen memberikan penambahan anggaran dan puskesmas untuk peningkatan layanan kesehatan di daerah.
"Sebenarnya simpel, yang penting dokternya dulu yang ditanya, kalau sudah nyaman, pasien juga jaman, makanya pastikan uangnya aman, di Kampar ada dokter yang gajinya dua juta, kita juga akan tambah puskesmas," ujar Cagub Riau Nasir.
Pasangan nomor urut tiga, Syamsuar-Mawardi atau dikenal dengan Suwai berkomitmen akan membangun puskesmas rujukan serta rumah sakit baru, serta akan memberikan insentif kepada para petugas kesehatan.
"Kita akan tambah puskesmas rujukan, dan rumah sakit sesuai daerah pulau dan daratan, dan kita akan tambah dokter spesialis, serta insentif pekerjanya," ujar Cagub Riau Syamsuar.
Selanjutnya, wisata halal seperti pembangunan pusat kuliner halal dan ekonomi hijau juga disorot para paslon.
Ekonomi hijau merupakan sistem perekonomian yang rendah karbon, efisien dalam penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial.
Dalam perekonomian hijau, pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan didorong oleh investasi pemerintah dan swasta pada kegiatan ekonomi, infrastruktur dan aset yang memungkinkan pengurangan emisi karbon dan polusi, peningkatan efisiensi energi dan sumber daya, serta pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.
Nasir merespon ekonomi hijau dengan mengusung pemasaran perikanan dan membangun perkebunan untuk masyarakat Riau.
"Kami sudah berjalan di 12 kabupaten/kota, kami memikirkan masyarakat terlepas dari kemiskinan, hari ini kawasan hijau itu lapor ke bapak Prabowo untuk dibangun perkebunan, dan kami akan pasarkan hasil ikan," sebut Nasir.
Sedangkan Syamsuar ingin ekonomi hijau diimplementasikan menjadi Riau Hijau dan pembangunan rendah karbon.
"Kami akan melanjutkan program Riau Hijau, untuk semua stakeholder, kami juga telah melaksanakan pembangunan rendah karbon dan wajib dilaksanakan," ujar Syamsuar.
Sedangkan, Abdul Wahid menawarkan inovasi ekonomi hijau dan Riau Biru dengan mengubah dan memanfaatkan ombak laut menjadi pembangkit listrik.
"Ekonomi hijau biru, kita akan memanfaatkan laut sumber penghasilan baru, arus laut jadi pembangkit listrik, itu luar biasa," katanya.
Selain itu ia akan menggunakan potensi sawit menjadi lidi dan pakan ternak. "Potensi kita luar biasa punya sawit, jadikan lidi sawit, daun sawit jadi pakan ternak, agar membantu rakyat punya penghasilan," sebutnya.
Mengenai pembangunan wisata halal, para Paslon berkomitmen untuk membangun wisata berbudaya melayu yang halal dan berbasis Islam.
Paslon Suwai menyebut saat kepemimpinannya Riau termasuk zona ekonomi syariah, salah satunya pembangunan Riau Garden, dan berkomitmen untuk membangun wisata religi.
"Wisata halal akan programkan pembangunan wisata berbasis rohani, dan pusat religi, karena budaya melayu identik dengan Islam," ujar Calon Wakil Gubernur (Wagub), Mawardi Shaleh.
Abdul Wahid merespon tanggapan Suwai dengan mengatakan pembangunan tempat religi tersebut belum konkrit, menurutnya selain wisata religi, di Provinsi Riau terdapat wisata alam, dan budaya.
"Saya rasa belum konkrit, kami pengen ada wisata religi, wisata alam, dan wisata budaya, jadi tiga wisata ini harus dikelola, kita juga akan menjadikan semua kuliner halal sesuai khas beragama Islam," kata Abdul Wahid.
Nasir menyampaikan agar Istana Siak menjadi ikon Riau, lantaran merupakan kebesaran Riau, tak lupa, ia mengusung pembangunan kuliner khas melayu dan revitalisasi makam Sultan Syarif Kasim II.
"Mungkin izinkan kami jadi Gubernur Riau biar kami selesaikan regulasi, kami ingin Istana Siak jadi ikon Riau, dan kami akan renovasi makam Sultan Syarif Kasim, dan kami siapkan anggaran dan bangun regulasi," ujar Nasir.
Program pendidikan budaya melayu juga tak tertinggal, para Paslon khususnya Suwai dan Bermarwah bersepakat untuk memasukkan budaya melayu ke dalam kurikulum, sedangkan pasangan Nawaitu menyoroti perlunya pemerataan antara sekolah swasta dan negeri.
Syamsuar mengatakan pelajaran budaya Melayu telah masuk ke dalam muatan lokal dari SD hingga Penguruan Tinggi.
"Kita juga siapkan muatan lokal budaya Melayu, dan kita akan lanjutkan, kemudian kita akan melakukan pemerataan terhadap sekolah unggul, sehingga tak hanya di Pekanbaru saja," ujarnya.
Sedangkan Abdul Wahid menyebut pendidikan tak hanya transfer ilmu, melainkan juga budaya.
Perlunya penanaman adat istiadat dan penguatan budaya melayu melalui kesenian dan agama di sekolah juga penting dilakukan.
Berbeda halnya dengan Nasir, ia menawarkan agar pemerintah tak hanya memberikan bantuan kepada sekolah negeri, penting memberikan bantuan terhadap sekolah swasta.
"Yang terbaik untuk pendidikan, menyamaratakan negeri dan swasta, pemerintah hanya bantu negeri saja, rencana kedepannya kita akan bantu keduanya," katanya.