TELUK KUANTAN (HR)-Bupati Sukarmis menegur SMPN 1 Sentajo Raya yang menerima anak didik yang tidak memiliki ijazah MDA. Seharusnya SMP wajib mengembalikan anak tersebut kepada orang tua agar diarahkan mengikuti MDA.
"Saya dapat informasi di SMPN 1 Sentajo, ada anak masuk SMP yang belum tamat MDA," kata Bupati di depan ribuan undangan, Kamis (28/5).
Tidak ada alasan, wajib tamat MDA untuk bisa masuk SMP sederajat, kalau memang belum bisa sekolah harus mengarahkan anak tersebut agar mengenyam pendidikan MDA sampai mendapatkan ijazah."Kalau kedapatan masih diterima, tentu nanti ada ganjaran untuk sekolah," tegasnya.
Karena program MDA program wajib pemerintah, sebelum masuk SMP wajib memiliki ijazah MDA. Setiap anak tamat SD harus mampu membaca alquran dan shalat.
"Sekarang sudah kita rasakan manfaat MDA, anak pandai membaca alquran dan shalat serta memiliki ahklak baik," katanya. Dampak lain, sekolah agama banjir peminat, sebelum ada MDA, sekolah agama sepi peminat. Bupati minta kepada Dinas Pendidikan menegur sekolah tingkat SMP yang menerima anak tidak tamat MDA.
Jumlah santri yang diwisuda setiap tahun mengalami peningkatan, tentunya kesadaran masyarakat semakin tinggi agar anaknya memiliki ilmu agama agar bisa membaca alquran dan menjalankan shalat lima waktu.
Tahun ini Pemkab mewisuda 5.416 santri MDA di 248 MDA yang tersebar di Kuansing. Wisuda merupakan wisuda kesembilan. (adv/humas)
"Saya dapat informasi di SMPN 1 Sentajo, ada anak masuk SMP yang belum tamat MDA," kata Bupati di depan ribuan undangan, Kamis (28/5).
Tidak ada alasan, wajib tamat MDA untuk bisa masuk SMP sederajat, kalau memang belum bisa sekolah harus mengarahkan anak tersebut agar mengenyam pendidikan MDA sampai mendapatkan ijazah."Kalau kedapatan masih diterima, tentu nanti ada ganjaran untuk sekolah," tegasnya.
Karena program MDA program wajib pemerintah, sebelum masuk SMP wajib memiliki ijazah MDA. Setiap anak tamat SD harus mampu membaca alquran dan shalat.
"Sekarang sudah kita rasakan manfaat MDA, anak pandai membaca alquran dan shalat serta memiliki ahklak baik," katanya. Dampak lain, sekolah agama banjir peminat, sebelum ada MDA, sekolah agama sepi peminat. Bupati minta kepada Dinas Pendidikan menegur sekolah tingkat SMP yang menerima anak tidak tamat MDA.
Jumlah santri yang diwisuda setiap tahun mengalami peningkatan, tentunya kesadaran masyarakat semakin tinggi agar anaknya memiliki ilmu agama agar bisa membaca alquran dan menjalankan shalat lima waktu.
Tahun ini Pemkab mewisuda 5.416 santri MDA di 248 MDA yang tersebar di Kuansing. Wisuda merupakan wisuda kesembilan. (adv/humas)