Riaumandiri.co - Dokumen yang dikaitkan dengan Badan Intelijen Geospasial Nasional Amerika (NGA), mengenai persiapan Israel untuk menyerang Iran bocor. Hal itu memicu tudingan oleh pejabat Israel bahwa AS memata-matai dan sengaja membocorkan dokumen tersebut.
Anggota Knesset Israel yang mewakili Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Netanyahu, Tally Gotliv, menuduh AS sengaja membocorkan dokumen tersebut. Dia mengatakan bahwa kejadian itu “tidak terjadi secara kebetulan.”
“Bocornya dokumen tersebut dilakukan dengan sengaja untuk mencegah Israel dan menghalangi Israel menyerang Iran,” klaimnya, seraya menuduh pemerintahan Biden sebagai “boneka Iran.”
Dokumen-dokumen yang bocor itu diterbitkan oleh Middle East Spectator, sebuah Saluran Telegram yang berfokus pada berita-berita terkait Timur Tengah, awalnya bersumber dari seorang yang diduga sebagai pelapor (whistleblower) di Pentagon, yang membagikan dokumen-dokumen tersebut di grup Telegram pribadi.
Meski Middle East Spectator mengatakan pihaknya tidak dapat memastikan keaslian dokumen tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Mike Johnson, telah mengonfirmasi bahwa komunitas intelijen Amerika sedang menyelidiki insiden tersebut.
"Kebocoran ini sangat memprihatinkan. Ada beberapa tuduhan serius yang dibuat di sana, penyelidikan sedang dilakukan, dan saya akan mendapat pengarahan mengenai hal itu dalam beberapa jam," kata Johnson kepada CNN.
Dokumen-dokumen ini ditandai sangat rahasia dan diberi tanda FVEY (Five Eyes), artinya dokumen tersebut hanya dimaksudkan untuk dilihat oleh pihak berwenang di AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Informasi rahasia tersebut merinci dugaan persiapan Angkatan Udara Israel untuk menyerang Iran. Dokumen pertama, yang diterbitkan pada 15-16 Oktober 2024, berjudul “Israel: Angkatan Udara Terus Mempersiapkan Serangan terhadap Iran dan Melakukan Latihan Sumber Daya Kekuatan Besar Kedua,” dan menindaklanjuti informasi serupa yang dikumpulkan pada 13 Oktober 2024.
Rinciannya, Angkatan Udara Israel melakukan latihan large force labor (LFE) kedua pada 15 Oktober hingga 16 Oktober, menindaklanjuti latihan LFE yang dilakukan pada 13 Oktober. Selain itu, Angkatan Udara juga menggunakan rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM) dan melakukan operasi kendaraan udara tak berawak (UAV).
Dalam konteks ini, 16 rudal Golden Horizon ALBM dan 40 Rocks yang diluncurkan dari udara, dan senjata lainnya sedang ditangani di Pangkalan Udara Hatserim, Pangkalan Udara Ramat David, dan Pangkalan Udara Ramon.
Pengisian bahan bakar udara dan pesawat pengintai lainnya juga dioperasikan pada waktu itu. Dokumen kedua menilai penanganan senjata, pertahanan udara, operasi udara, fasilitas nuklir dan rudal, pasukan khusus, dan Angkatan Laut oleh pasukan pendudukan Israel.
Tingkat penanganan senjata ALBM dianggap sedang, sedangkan penanganan amunisi berpemandu presisi rendah. Mereka juga fokus pada penggunaan rudal berkemampuan nuklir, khususnya Jericho II, dan penggunaan fasilitas nuklir, dengan mengatakan bahwa tidak ada aktivitas signifikan yang tercatat pada 16 Oktober