Riaumandiri.co - Harapan warga Kelurahan Simpang Baru untuk memiliki akses jalan yang baik tampaknya akan sirna.
Pasalnya, tahun ini Pemerintah Kota Pekanbaru batal memperbaiki Jalan Bangau Sakti, Kecamatan Bina Widya, karena tak ada anggaran. Padahal, kondisi jalan tersebut sudah sangat parah bahkan menimbulkan keresahan bagi warga pengendara yang melewatinya.
Diketahui sebelumnya, Jalan Bangau Sakti termasuk salah satu jalan yang diprioritaskan untuk diperbaiki tahun 2024 ini dengan sistem overlay atau pelapisan aspal.
Menurut Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, untuk tahun ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) baru menyiapkan anggaran untuk perbaikan drainase di sepanjang jalan tersebut. "Ternyata untuk perbaikan jalannya belum ada anggaran," kata Indra Pomi, Kamis,(10/10).
Namun demikian, dia mengaku, sudah memerintahkan Dinas PUPR untuk mengusulkan anggaran perbaikan Jalan Bangau Sakti di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pekanbaru tahun 2025 mendatang.
"Makanya di 2025, kemarin kami sudah sampaikan di dalam rapat ke PUPR kalau bisa Bangau Sakti dianggarkan untuk perbaikan jalannya," jelas Sekdako.
Pernyataan yang disampaikan Sekdako Pekanbaru itu berbeda dengan yang pernah disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pekanbaru, Edward Riansyah, beberapa bulan lalu, tepatnya di Bulan Agustus 2024 kemarin.
Saat itu, Edu, sapaan kepala dinas PUPR itu mengatakan, untuk perbaikan Jalan Bangau Sakti masih menunggu tuntasnya proses lelang
"Untuk jalan Bangau Sakti masih kita proses lelang," katanya, Senin (26/8).
Diketahui, jalan sepanjang 2,7 kilometer itu akan memakan anggaran senilai Rp4 miliar termasuk overlay jalan.
Kerusakan Jalan Bangau Sakti memang sudah menjadi keluhan sejumlah warga karena kondisinya sudah sangat parah berlubang dan bergelombang.
Terlebih di daerah sana banyak mahasiswa yang mengakses jalan tersebut menuju kampus mereka. Jalan yang berlubang dan bergelombang menyebabkan meningkatnya angka kecelakaan bagi pengendara roda dua maupun roda empat.
Pantauan Haluan Riau, Rabu, (2/10), bukan hanya berlubang dan bergelombang saja, kondisi jalan juga dipenuhi bebatuan bekas perbaikan drainase.
Sehingga sangat menyulitkan pengguna jalan dan membuat sesekali pengendara roda empat tersangkut di lokasi tersebut.
Beberapa mahasiswa yang sempat diwawancarai, mengaku sering terjatuh terlebih saat hujan deras yang membuat lubang-lubang di jalan itu tertutup genangan air.
"Saya sudah dua kali terjatuh di jalan ini, apalagi saat hujan. Banyak teman-teman yang juga mengeluhkan hal serupa," kata Nadia, seorang mahasiswi, Rabu, (2/10).
Bukan hanya membahayakan bagi pengguna jalan, menurut Nadia, kerusakan jalan itu juga memperlambat perjalanan mahasiswa menuju kampus. "Banyak yang mengeluh waktu tempuh menjadi lebih lama, karena harus ekstra hati-hati saat melewati jalan yang rusak," cetusnya.
Mahasiswa mendesak pemerintah daerah segera memperbaiki jalan tersebut sebelum insiden yang lebih parah terjadi.
Sebab, keluhan sudah berulang kali disam-paikan, namun hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan dari pihak terkait. "Tindakan cepat dari pihak berwenang sangat dibutuhkan untuk mencegah situasi ini semakin memburuk," ucapnya.