Riaumandiri.co - Petinju Ingatan Ilahi mempersembahkan medali emas bagi kontingen Riau pada ajang PON XXI Aceh-Sumut.
Dia mengalahkan petinju tuan rumah di partai final kelas 51 Kg yang berlangsung di Gor Pematang Siantar, Sumut, Kamis (19/9).
Medali emas dari Ingatan Ilahi ini, menutup perolehan medali emas bagi kontingen pada PON XXI Aceh-Sumut, dengan total medali emas yang diraih Riau sebanyak 21 medali emas, 21 perak dan 31 medali perunggu. Dengan demikian target awal Riau yang semula 25 medali emas tidak tercapai.
Untuk klasemen, satu hari menjelang penutupan PON XXI, posisi Riau masih berada di posisi 11 dibawah Kalimantan Timur di posisi 9 dengan torehan medali 24 emas, 45 perak dan dan 60 perunggu. Dan posisi 10 sementara Provinsi Lampung dengan torehan 22 emas, 15 perak dan 28 perunggu. Posisi Riau di 11 besar masih akan terancam jika Papua dan Banten masih meraih medali emas, dihari terakhir pelaksanaan PON yang masih menyisakan beberapa cabor lagi.
Kegagalan Riau mencapai 25 emas, tidak terlepas dari gagalnya cabang olahraga andalan yang sudah menargetkan medali emas, diantaranya, angkat besi, binaraga, sepak takraw, paramotor, terjun payung, dayung, muaythai, barongsai, dan kempo.
Wakil ketua II KONI Riau, Sanusi Anwar, mengatakan, untuk peluang Riau menambah medali emas berkemungkinan akan tertutup. Walaupun masih menyisakan satu cabor lagi yang akan bertanding, dari cabor angkat berat kelas, 84 Kg putri, Rini Maisuri. Namun Rini tidak masuk dalam hitungan peraih medali emas, dan hanya ditargetkan medali perak.
“Kalau dicari alasan banyak alasan, banyak target medali emas yang tidak tercapai dari cabor menyampaikan target emas dari awal sebelum pelaksanaan PON. Secara perolehan medali pada PON Papua lalu kita tidak merosot, hanya posisi kita berada di peringkat 11 PON XXI ini,” ujar Sanusi Anwar.
Dijelaskan Sanusi, posisi Riau terlempar peringkat 11 secara hitungan medali wajar saja. Karena tuan rumah Aceh dan Sumatera Utara, pasti masuk di 10 besar karena kedua Provinsi ini memasukkan cabang olahraga andalannya.
“Kita dari awal memang menargetkan 25 medali emas, namun kenyataaanya di pelaksanaan PON ini banyak cabor yang gagal mencapai target. Untung juga kita tettooong dari cabor yang tidak menargetkan emas seperti ski air x dan juga senam melebih target, begitu juga dengan anggar,” jelas Sanusi.
“Tapi kita tetap bersukur seluruh atlet kita sudah berjuang semampu mereka, sampai akhir pertandingan. Ada yang berhasil ada yang tidak, dan ini menjadi pelajaran bagi kita kedepan. PON tahun ini memang singkat karena PON tahun ini PON tercepat, yang biasanya 4 tahun, ini baru 3 tahun dari PON Papua tahun 2021 lalu,” tambah mantan atlet nasional ini.