Riaumandiri.co - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tidak ada WNI menjadi korban dalam Topan Bebinca yang melanda Kora Shanghai dan pesisir timur China pekan ini seusai menerjang Filipina akhir pekan lalu.
Menurut Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha, Konsulat Jenderal RI (KBRI) di Shanghai telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas WNI setelah terjadinya badai tersebut.
“Tidak ada informasi ada WNI yang menjadi korban Topan Bebinca,” kata Judha dalam pernyataan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa (17/9).
Judha mengatakan pemerintah setempat telah melakukan sejumlah tindakan mitigasi bencana, seperti mobilisasi tim SAR di titik-titik rawan dan aktivasi sistem tanggap darurat di Kota Shanghai serta Provinsi Anhui dan Zhejiang.
Berdasarkan data lapor diri WNI yang tercatat KJRI Shanghai, saat ini terdapat 975 WNI yang menetap di Shanghai dan provinsi sekitarnya yakni Zhejiang, Jiangsu, Jiangxi, dan Anhui.
Selain itu, KJRI Shanghai dapat dihubungi melalui nomor +86-1356-4406-540 atau aplikasi WeChat dengan kode ID KonsulerShanghai, kata Judha.
Topan Bebinca, yang mencapai Shanghai di pesisir timur China pada Senin pagi, menjadi topan terkuat yang melanda kota tersebut sejak 1949, menurut Badan Meteorologi China (CMA).
Lebih dari 414 ribu warga Shanghai mengungsi untuk menghindar dari dampak badai tersebut.
Akibat Topan Bebinca, otoritas kota meliburkan kegiatan belajar dan mengajar dan menghentikan layanan transportasi. Penerbangan di Bandara Pudong dan Bandara Hongqiao Shanghai, serta perjalanan kereta api di delta Sungai Yangtze juga sempat ditangguhkan.
Topan Bebinca tiba di Shanghai pada pukul 07.30 waktu setempat pada Senin (06.30 WIB), dengan kecepatan angin maksimum mencapai 42 meter per detik. “Bebinca melampaui Topan Gloria 4906 dan menjadi topan terkuat yang mencapai Shanghai sejak 1949,” ujar CMA dalam sebuah pernyataan.
Diperkirakan Bebinca akan terus bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 25 kilometer per jam, secara bertahap melemah, dan pada malam hari tanggal 17 September, akan berubah menjadi depresi tropis di wilayah perbatasan provinsi Anhui dan Henan.
Sebelumnya, CMA telah mengeluarkan peringatan tingkat merah tertinggi terkait topan tersebut.