Renjana Cita Hadirkan Trick Art Sejarah Berdirinya Provinsi Riau

Ahad, 25 Agustus 2024 - 10:59 WIB

RIAUMANDIRI.CO - Renjana Cita Srikandi bertepatan dengan Puncak HUT Riau ke-67 mampu menjadi corong kemajuan serta membakar kaum Srikandi muda khususnya di Provinsi Riau.

Gelaran akbar tersebut mengusung tema "Energizing You, Elevating Each Other", tagline tersebut diharapkan dapat menyebarkan energi positif dari inspirasi, motivasi, dan pembekalan dari perempuan Indonesia kepada perempuan lainnya. 

Tak hanya itu, acara ini juga mampu menjadi daya tarik memikat dengan dihadirkan nya sejumlah tokoh perempuan masa kini seperti expertise kesehatan Reksa Brotoasmoro, aktris sekaligus pebisnis perempuan, Prilly Latuconsina.

Pj Gubernur Riau yang turut hadir dalam kegiatan akbar itu, Dr. Rahman Hadi M.Si menyebut dalam rangka pelaksanaan Puncak HUT Riau, Renjana Cita Srikandi merupakan sebuah inovasi dalam rangka mengekspresikan kemajuan Provinsi Riau.

Kemajuan itu ditunjukkan dengan mengakomodasi partisipasi perempuan yang dipoles dalam kehidupan UMKM, inspirasi, dan hiburan. 

"Kegiatan ini merupakan sebuah inovasi dalam rangka mengekspresikan kemajuan Provinsi Riau dalam mengakomodasi partisipask kemajuan perempuan hebat yang dipoles dalam kehidupan UMKM," katanya. 

Kegiatan ini juga mampu memajukan perekonomian Riau dengan hadirnya perempuan inspiratif dan artis Ibu Kota. 

"Kita berharap kegiatan ini memberikan pelajaran dalam memajukan perekonomian di Riau oleh karenanya kita dihibur oleh artis dengan segala keberadaan dan partisipasinya dalam menghibur kita semua," kata Rahman Hadi. 

Puncak HUT Riau pada Sabtu (24/8) malam itu mampu menyulap Kantor Gubernur menjadi sebuah pertunjukan 3D Trick Art. 

3D Trick Art adalah gambar ilusi tipuan mata atau kerap disebut dengan ilusi optik 3D atau lukisan dinding 3D yang banyak disukai masyarakat Indonesia untuk berswafoto. 

Teknologi itu menggambarkan sejarah Provinsi Riau yang dahulunya pusat pemerintahan nya berada di Kerajaan Siak Sri Indrapura. 

Tak ayal gambar Istana Siak nan megah itu bersinar dil Kantor Gubernur Riau

Perlu diketahui kebudayaan yang hidup dan berkembang di provinsi Riau disebut kebudayaan Melayu Riau. 

Kebudayaan Melayu Riau yang kemudian mengalami perkembangan yang pesat setelah kesultanan-kesultanan Melayu Riau Siak Sri Indrapura dan Indragiri dapat menguasai wilayah pantai timur Sumatera.

Wilayah tersebut kemudian menjadi wilayah Residentie Riouw pemerintah Hindia – Belanda yang berkedudukan di Tanjung Pinang dan oleh masyarakat setempat kata Riouw dieja menjadi Riau.

Secara etimologi, kata Riau berasal dari bahasa Portugis, “Rio”, yang berarti sungai. Riau dirujuk hanya kepada wilayah yang dipertuan muda yaitu Raja Bawahan Johor di Pulau Penyengat.

Sejarah pemindahan Ibu Kota Provinsi Riau dari Kota Tanjung Pinang ke Pekanbaru juga disampaikan dalam Trick Art itu. 

Melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Swatantra tingkat I Riau tertanggal 22 September 1958 bernomor 21/0/3-D/58 menjadi landasan hukum dibentuk panitia Penyelidik Penetapan Ibukota Daerah Swantantra Tingkat I Riau. 

Pembentukan panitia pun bukan sekedar formalitas atau sekedar basa-basi. Terbukti, dalam rangka menampung dan mendengar pendapat para pemuka masyarakat, penguasa perang Riau Daratan dan Riau Kepulauan, Panitia berkeliling ke seluruh daerah di Riau. 

Melalui angket yang secara langsung diadakan oleh panitia, diambillah ketetapan bahwa kota Pekanbaru terpilih sebagai ibukota Provinsi Riau. 

Keputusan langsung disampaikan kepada Mendagri. Akhirnya, tertanggal 20 Januari 1959 terbit Surat Keputusan bernomor Des 52/1/44-25 yang menetapkan Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau sekaligus memperoleh status Kotamadya Daerah Tingkat II. Untuk merealisasikan penetapan, Pusat membentuk Panitia Interdepartemental.

 Mengingat pemindahan ibukota dari Tanjungpinang ke Pekanbaru menyangkut kepentingan banyak departemen. 

Selain itu, Trick Art menggambarkan tempat bersejarah Provinsi Riau yang mengingatkan masyarakat agar pentingnya menjaga bangunan bersejarah. 

Diantaranya Rumah Tuan Kadi, Rumah Tuan Kadhi sendiri berasal dari Kerajaan Siak H. Zakaria.

 Keberadaan Rumah Tuan Kadhi Kerajaan Siak H. Zakaria tidak terlepas dari sejarah panjang perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. 

Dalam perkembangannya wilayah Senapelan (Pekanbaru) pernah menjadi Ibukota Kerajaan Siak Sri Indrapura. 

Hal ini terjadi pada masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah sekitar tahun 1775. Dengan berbagai pertimbangan seperti ekonomi dan politik yang berkembang di wilayah Riau pada saat itu beliau memindahkan pusat Kerajaan Siak dari Mempura ke Senapelan.

Bangunan ini merupakan rumah adat tradisional melayu yang masih tersisas di Kota Pekanbaru. Bangunan berupa rumah panggung yang berdasarkan keterangan H. Syahril Rais dibangun pada tahun 1895, sedangkan bagian tangga berdasarkan inskripsi yang terdapat pada tiang dibangun pada 23 Juli 1928.

Kemeriahan Puncak HUT Riau itu juga disambut dengan pesta kembang api yang mampu menyulap ribuan mata penonton. 

Kembang api itu menjadi pertanda bahwa semarak dan saat Puncak ulang tahun Provinsi Riau.

Editor: Nandra Piliang

Tags

Terkini

Terpopuler