RIAUMANDIRI.CO - Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong peningkatan kerja sama antara Parlemen Indonesia dan Mesir. Parlemen merupakan manifestasi konsep Islam yang sangat penting yaitu syura, tempat berdialog dan bertukar pandangan.
“Diplomasi parlemen dapat berkontribusi dalam memperkecil perbedaan pandangan antarnegara, dan mendorong kerja sama di antara masyarakat internasional,” kata Puan saat menerima kunjungan Imam Besar Al-Azhar (Grand Sheikh of Al-Azhar) Republik Arab Mesir, Prof. Dr. Mohamed Ahmed Al-Tayeb ke Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Menurut Puan kerja sama DPR dengan Parlemen Mesir selama ini telah berjalan baik. Puan sendiri telah melakukan pertemuan dengan Ketua Parlemen Mesir, pada IPU Assembly ke-144, di Bali, Maret 2022. “Secara bilateral, DPR RI (juga) telah membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) dengan Parlemen Mesir,” ungkap Ketua Majelis Sidang Umum IPU ke-144 tersebut.
Puan kemudian mengungkapkan pada tahun 2025 nanti DPR akan menjadi tuan rumah Konferensi Parlemen Negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) atau Parliamentary Union of Islamic Countries (PUIC). Ia menilai momen ini dapat digunakan untuk memperkuat kerja sama negara OKI untuk menyebarkan nilai toleransi dan moderasi.
“Saya sendiri di berbagai kesempatan pertemuan Parlemen Internasional di IPU, P20, AIPA selalu mendorong dikembangkannya budaya damai dan menolak penggunaan kekerasan dalam penyelesaian sengketa,” terang politisi PDI-Perjuangan ini.
Sejalan dengan yang dilakukan Imam Besar Ahmed, Puan menegaskan DPR akan terus berkontribusi memperjuangkan perdamaian melalui upaya menyebarkan nilai persaudaraan dan kemanusiaan.
Kemudian, kata Puan, dengan mempromosikan pengertian tentang moderasi dalam kehidupan beragama. Menyebarkan nilai toleransi yang dapat menerima perbedaan, dan hidup berdampingan, serta menyebarkan saling pengertian agar tidak memicu kebencian serta permusuhan antarumat beragama.
Selain berbicara mengenai perihal toleransi dan isu global, Puan juga menyinggung mengenai isu perempuan dalam politik. Ia menyatakan Indonesia terus berkomitmen terhadap kesetaraan gender, meski masih tetap saja banyak tantangan yang harus dihadapi perempuan. “Tidak mudah perempuan menjadi pemimpin politik,” tutur Puan.
Menyambung pernyataan Puan, Imam Besar Ahmed menegaskan dukungannya terhadap perempuan. Ia juga memuji Puan yang berhasil menjadi Ketua DPR perempuan pertama di Indonesia.
“Sangat sulit menjadi ketua parlemen (di Mesir). Kami di Al-Azhar tidak membedakan karena perempuan punya hak yang sama dan kesempatan yang sama,” ungkap Imam Besar Ahmed.
Puan berterima kasih atas dukungan Imam Besar Ahmed terhadap pemberdayaan perempuan. Apalagi Imam Besar Ahmed mendukung kepemimpinan perempuan tanpa membeda-bedakan perempuan dan laki-laki untuk bisa menduduki semua posisi, termasuk dalam bidang politik.
Di akhir pertemuan, Puan kembali menyampaikan apresiasi atas kunjungan Imam Besar Ahmed ke Gedung DPR RI. Ia berharap dapat terus berkomunikasi dengan Imam Besar Ahmed dan jajaran Al-Azhar untuk menyebarkan nilai toleransi dalam keberagaman.
“Saya berharap Yang Mulia terus selalu menyuarakan pentingnya perdamaian di dunia termasuk Timur Tengah di tengah situasi perang dan konflik di berbagai negara,” ucap Puan.
Pada pertemuan itu, Imam Besar Ahmed mengapresiasi sikap Indonesia untuk kemerdekaan Palestina. Ia juga memastikan dukungannya terhadap gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Kami berharap apa yang terjadi di Gaza bisa dihentikan dan kami siap membantu membuka akses-akses penyaluran bantuan kemanusiaan. Semoga perdamaian melalui jalan diplomasi atau dialog dapat dilakukan,” sebut Imam Besar Ahmed.
Imam Besar Ahmed juga menuliskan pesan untuk DPR dalam kunjungannya tersebut. Berikut isi pesan yang kemudian ditandatangani oleh Sheikh Ahmed.
“Apresiasi setinggi-tingginya terhadap sambutan hangat dan hospitality dari Ketua DPR RI H.E. Dr. (H.G) Puan Maharani. Kami menunggu bab baru persahabatan antara masyarakat Mesir dan Indonesia, yang difasilitasi oleh dialog antar imam dan wasathiyyatul