TEMBILAHAN (HR)– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa se-Riau menggelar aksi demonstrasi di depan kantor PLN Rayon Tembilahan, Kamis (21/5).
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap lambatnya gerak PLN mengatasi krisis listrik yang terjadi, setelah sekian lama masyarakat merasakan pemadaman bergilir berbulan-bulan lamanya, terus dibuat menunggu tanpa ada kepastian listrik kembali normal.
Pantauan lapangan, panasnya terik matahari tak menyurutkan semangat mahasiswa melakukan aksi. Sebanyak 26 perwakilan BEM universitas se-Riau datang menyampaikan aspirasi. Kedatangan mahasiswa disambut Manajer PLN Rayon cabang Tembilahan Budi Warman, dikawal kepolisian dan satpol PP Inhil.
Budi menjelaskan kondisi PLN saat ini. “Saat ini PLN mengalami defisit daya mencapai 2,5 MW, karena kerusakan mesin sewa. Tetapi kami sudah mendatangkan dua unit mesin dari Jambi minggu lalu dan saat ini sudah masuk sistem, insya Allah akan beroperasi sebelum Ramadan,” sebutnya.
Saat ini, sambungnya, pihaknya masih menunggu tambahan daya dari vendor, yakni PT Tiga Bintang dan PT WIC. Jika kedua vendor tersebut bisa memenuhi daya sesuai kontrak, maka pemadaman bisa diminimalisir. Sementara itu, Ketua BEM se-Riau mengatakan tak menerima alasan tersebut. Menurutnya ada dua alasan terjadinya pemadaman listrik, yakni gangguan mesin dan cuaca.
Mahasiswa memberikan ultimatum kepada manajer PLN Rayon Tembilahan mengatasi krisis listrik paling lambat akhir Mei ini. Guna memperkuat tuntutan tersebut, mereka mengajak seluruh masyarakat mengirim pesan singkat melalui nomor handphone milik GM PLN Wilayah Riau-Kepri. (mg3)