Riaumandiri.co - Pengamat Komunikasi Politik Dr. Aidil Haris mengatakan cost politik untuk Pilkada maupun Pemilu sangat besar, oleh karenanya kebanyakan pebisnis sektor ekonomi menjadi ATM mereka.
"Cost politik itu besar, contohnya saja untuk DPR RI, itu mau tak mau mereka keluarkan cost, logika kita apakah kemampuan finansial secara pribadi untuk itu? saya sih tak yakin, pebisnis di sektor ekonomi itu yang akan menjadi ATM mereka," ujar Dr Aidil Haris.
DR. Aidil Haris juga mengatakan biasanya calon kontestasi juga memberikan mahar politik kepada partai yang mengusungnya.
"Ongkos politik itu besar, kita tak menyebut siapa, ada parpol yang minta mahar, mahar itu hakikatnya juga bagian dari cost politik yang orientasinya pada biaya operasional yang besar," ungkap Dr Aidil Haris.
Dr. Aidil Haris juga mengatakan biaya operasional tersebut diantaranya menggalang masa ketika kampanye, dan kemudian juga membuat diskusi publik serta bahan kampanye lainnya dan tentu sebagai apresiasi untuk partai.
Dr. Aidil Haris juga menyebut bahwasanya contoh dari ATM pebisnis tersebut yakninya bisa dalam bentuk pinjaman maupun kompensasi.
"Pebisnis sektor ekonomi itu menjadi ATM calon, dan biasanya pinjaman nya itu real jelas, misalnya dia pinjam 40 miliar, nanti dia balekkan 40 miliar juga, syukur syukur itu pinjaman lunak, kalau dia meminjam dengan pengusaha pakai perjanjian gimana," sebut Dr. Aidil Haris.
Dr. Aidil Haris juga mengalami akan contoh dari pengusaha yang memiliki perjanjian diantaranya ada yang meminta untuk mempermudah perizinan usahanya apabila telah terpilih nantinya.
"Kalau dia minjam dengan pengusaha yang ada perjanjian, jika terpilih maka apa kompensasi yang ia dapatkan, pemilik modal tentu tak langsung kembalikan uangnya, tapi bisa diganti dengan uang cas, proyek, perizinan," ujar Dr. Aidil Haris
Dr. Aidil Haris juga mengatakan kondisi masyarakat kita yang masih menengah kebawah membuat money politik yang merupakan bagian dari cost politik akan sangat mudah tercapai.
"Kondisi masyarakat kita berada dalam kategori menengah ke bawah, maka potensi money politik akan lebih mudah terjadi, karena money politik itu karena kondisi ekonomi, tingkat pendidikan rendah, berapa sih jumlah masyarakat Riau yang miskin ekstrim," ujarnya.
Dr Aidil Haris juga meminta kepada calon nantinya untuk tegas kepada pengusaha agar tidak terlibat, walaupun susah untuk dihindari
"Ya meminimalisir saja, pemerintah itu tegas, jangan terlihat pengusaha di wilayah itu, meskipun itu tak bisa dihindari, ada memang kontestan itu salah satunya perusahaan dengan kategori pengusaha hitam," ujar Dr. Aidil Haris.
Dr. Aidil Haris juga mengatakan harusnya para calon meminimalisir mengeluarkan cost politik, diantaranya dengan cara memetakan kekuatan mereka, dan menggunakan kampanye dengan cara yang tidak menghabiskan dana banyak.
"Bisa saja tergantung dia punya sasaran tersendiri, dia petakan kekuatan dia dimana, dia yang akan mengeluarkan biaya, cost politik itu bisa ditekan, dengan cara misalnya kampanye digital, ataupun identifikasi dimana elektabilitas nya naik, tak bisa disamakan antara wilayah A dan B, perlu dihitung dan dipetakan," ujar Dr. Aidil Haris
Dr Aidil Haris juga mengatakan apabila ia calon incumbent, kebanyakan menggunakan anggaran seperti pemberian bantuan sosial (bansos) untuk menaikkan elektabilitas nya.