Riaumandiri.co - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau kembali rilis neraca perdagangan Riau selama Maret 2024 alami surplus Rp1,20 miliar, Senin (22/4).
Surplus ini merupakan hasil dari perbedaan antara nilai ekspor dan impor, yang menunjukkan bahwa nilai barang dan jasa yang diekspor dari Riau lebih tinggi dibandingkan nilai barang dan jasa yang diimpor ke dalam Provinsi Riau.
Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi mengatakan, kinerja ekpor Riau Maret 2024 tercatat sebesar 1,383,91 Juta atau naik 12,80 persen dari bulan sebelumnya.
"Ekspor non migas Riau Maret 2024 sebesar 1,219,02 atau naik 11, 56 persen sedangkan ekpor migas sebesar 164,89 atau naik 22,88 persen," ujarnya.
Adapun nilai ekpor Riau secara Y to Y (Maret 2024 terhadap Maret 2023) mengalami penurunan 5,76 persen dengan total non migas dari 1,325,23 menjadi 1,219,02 atau turun 8,01 persen dan ekpor migas dari 143,51 menjadi 164,89 atau mengalami kenaikan 14,89 persen.
"Jika dilihat secara C to C ( Januari-Maret 2024 terhadap Januari-Maret 2023) ekpor Riau mengalami penurunan 12,79 persen dengan total ekpor non migas 4,365, 67 menjadi 3,658,64 atau turun 16,20 persen sedangkan ekpor migas dari 357,72 menjadi 460,48 atau naik 28,73 persen," paparnya.
Adapun total ekpor Riau Maret 2024 menurut Sektor sebesar 1,38 Miliar U$S dengan nilai sektor industri pengelolaan sebesar 1,20 Miliar US$, diikuti migas sebesar 0,16 Miliar U$S pertanian dan lainnya sebesar 0,02 Miliar U$S
"Ekspor non migas menyumbang 88,09 persen total ekpor Riau pada Maret 2024," ujarnya.
Tiongkok menjadi negara sebagai pangsa ekpor non migas tertinggi dengan nilai ekspor 621,55 U$S atau 16,99 persen diikuti oleh India sebesar 457,58 Juta U$S atau 12,51 persen.
"Pangsa pasar ekspor Riau dari negara Asean sebesar 552,79 atau 15,11 persen, sedangkan negara Uni Eropa sebesar 582,43 juta U$S atau 15,92 persen," ucap Asep.
Sementara itu perkembangan Impor Riau tercatat sebesar 179,08 juta U$S atau naik 30,96 persen dengan total impor non migas tercatat dari 133,24 menjadi 137,37 atau naik 3,10 persen sedangkan impor migas dari 3,51 menjadi 41,71 atau naik 1,089,59 persen.
Secara y on y impor Riau turun sebesar 8,48 persen dengan total impor non migas dari 189,44 menjadi 137,37 atau turun 27,48 persen, sementara itu secara C to C total Impor Riau dari 708,88 menjadi 517,54 atau turun 26,99 persen.
Nilai share impor non migas terbesar Riau selama Januari hingga Maret 2024 mesin-mesin pesawat mekanik sebesar 118,23 juta U$S atau (27,07) persen, diikuti pupuk sebesar 90,18 juta U$S atau (20,64) persen, bubur kayu (pulp) 30,26 juta U$S atau 6,93 persen.
Dengan demikian, laporan neraca perdagangan Riau selama Maret 2024 memberikan gambaran positif tentang kinerja ekonomi provinsi Riau, namun juga menyoroti tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Adapun neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$ 4,47 miliar. Naik sekitar US$ 3,6 miliar dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 0,87 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar menyampaikan, surplus neraca perdagangan pada Maret 2024 ini juga lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang nilainya mencapai.
Surplus ini sudah berlangsung selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Amalia.
Adapun surplus neraca perdagangan ini paling banyak ditopang oleh komoditas non minyak dan gas (migas) sebesar US$ 6,51 miliar, dan juga disokong oleh beberapa komoditas penyumbang lainnya dari bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).
Surplus neraca non migas ini juga lebih besar jika dibandingkan bulan lalu yang nilainya mencapai US$ 2,63 miliar dan bulan Maret pada tahun 2023.